Liputan Khusus : Masjid-Masjid Fenomenal

Ekonomi, Alasan Warga Gang Boker Tetap Toleran dengan Prostitusi

Ekonomi, Alasan Warga Gang Boker Tetap Toleran dengan Prostitusi - GenPI.co
Warga Gang Boker toleransi pada prostitusi lantaran ekonomi

GenPI.co - Sejak lokalisasi Gang Boker digusur dan dijadikan Gelanggang Olahraga Ciracas pada tahun 2003, ternyata bisnis prostitusi tetap berjalan di kawasan tersebut. Bisnis prostitusi justru malah berpindah ke sejumlah kawasan di sekitar GOR Ciracas, yaitu di salah satu kawasan di Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.

Sesuatu yang menarik dari lokalisasi yang ada di Gang Boker adalah kehidupan masyarakat sekitar yang tetap berjalan seperti biasanya. Menurut Yusuf, staf RW 1 Kelurahan Susukan, Ciracas, masyarakat disana memang tidak terlalu mempermasalahkan adanya bisnis prostitusi tersebut. Selain itu banyak juga masyarakat setempat yang kehidupan ekonominya sangat dipengaruhi oleh kegiatan yang ada di lokalisasi tersebut. “Masyarakat disini sih biasa-biasa aja ya, selama tidak saling menganggu. Beberapa memang ada yang protes, tapi ya enggak terlalu berdampak sih. Mereka hidup berdampingan aja,” kata Yusuf kepada GenPI.co (17/5).

Baca juga :

Hal yang sama juga disampaikan oleh Bu Franky, istri dari salah satu ketua RT yang ada di Kelurahan Susukan, Ciracas. Bu Franky yang mata pencahariannya sebagai pemilik warung sembako mengaku bahwa pendapatannya bergantung kepada kegiatan lokalisasi yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Saat lokalisasi Gang Boker sempat ditutup dan diganti dengan bangunan GOR Ciracas, Ibu Franky mengaku bahwa pendapatannya sempat menurun. “Ada pengaruhnya sih. Kalu mereka (lokalisasi Gang Boker) ramai, kita juga jadi ramai. Mereka sepi, kita juga sepi,” ujar Ibu Franky.

Ibu Franky sendiri sudah menetap di sekitar lokalisai Gang Boker sejak tahun 1985 Menurutnya, kegiatan prostitusi memang sudah ada sejak dahulu, dan masyarakat sekitar juga menerima adanya hal tersebut, selama tidak menganggu kehidupan masyarakat. 

Salah satu imam masjid yang ada di RW 1 Ciracas, Husein mengatakan, salah satu hal yang membuat warga tidak mempermasalahkan adanya kegiatan prostitusi adalah timbal balik ekonomi yang diberikan oleh kegiatan lokalisasi tersebut. Terlebih lagi, warga setempat sebagian besar mencari pendapatan dengan membuka usaha-usaha kecil di tempat tinggalnya. “Ya salah satu penyebabnya karena pendapatan masyarakat dari situ (lokalisasi Boker) juga. Jadi ya mereka mau gak mau terima-terima saja. Mungkin ada sebagian yang protes, tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa,” jelas Husein.

Sebagai lokalisasi prostitusi, Gang Boker tidak terlepas dari adanya kegiatan mabuk-mabukan atau penyebaran obat-obatan terlarang. Hal tersebut pun dibenarkan oleh Yusuf, staf RW 1 Kelurahan Susukan, Ciracas. Meski demikian, hingga saat ini hal-hal tersebut tidak sampai menganggu kehidupan masyarakat sekitar.


Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya