Cerita dari Festival Kemilau Madura 2018 (1)

Sapi Sonok, Fashion Show ala Madura

Sapi Sonok, Fashion Show ala Madura - GenPI.co
Foto : Sapi yang didandani

Mula-mula aku ragu, ketika ditugaskan untuk meliput event Festival Kemilau Madura 2018, Jumat ( 19/10) lalu. Aku sempat bingung, mau menulis apa? Madura dalam benakku hanya ada sate. Kalaupun mau ekstremnya, pasti besi tua.  Lebih ekstrem lagi, dalam bayanganku, Madura itu panas. Madura itu gersang. Maklum, selama ini referensi soal Madura yang paling populer ya dua tema itu.

Karena itu, ketika temen-temen kantorku memesan oleh-oleh Madura aku nyeletuk aja,’’ya, nanti aku bawakan sate.’’ Meski sebenarnya, ketika aku mencoba googling, sudah banyak sekali referensi tentang kuliner dari pulau garam tersebut. Tetapi, aku belum bisa membayangkan citra rasa kuliner dari pulau di timur laut Jawa Timur itu.

Aku berangkat bersama rombongan Generasi Pesona Indonesia ( Genpi),  Kamis (18/9). Dari bandara Soetta ke Juanda Surabaya sebelum akhirnya berlabuh di  bandara Trunojoyo, Sumenep. Dalam rombongan ada Wani, Lintang, Decky, Uwan, Yopi, Anwar dan Otos. Mereka merupakan tim yang sangat menyenangkan.

Sebenarnya Festival Kemilau Madura merupakan event tahunan. Mula-mula, festival ini bersifat lokal yang diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten Pamekasan, terkait dengan perayaan hari jadi kabupaten itu. Namun, tahun 2018 ini, Festival Kemilau Madura melesat naik peringkat .

Menjadi event nasional.  Masuk ke deretan 100 Wonderful Event  Indonesia. Gelaran event elit yang digarap dan dipromosikan oleh Kementerian Pariwisata Indonesia. Jika sebelumnya hanya hajatan satu kabupaten, yakni kabupaten pamekasan, Festival Kemilau Madura 2018 melebarkan sayap diikuti empat kabupaten sekaligus, Pamekasan, Sumenep, Sampang dan Bangkalan. Keseluruhan kabupaten yang ada di Madura.

Dengan begitu, atraksinya pun beragam. Mulai dari Karapan Sapi, Lomba Sape Sono, Karnaval Daul,  Batik on street, dan berbagai macam pesta seni tradisional. Pokoknya, hampir semua atraksi khas Madura, tampil silih berganti di event yang digelar selama dua hari berturut-turut itu. 

Keraguanku akan Madura satu-persatu pudar seiring dengan gelaran-gelaran seni yang silih berganti. Tradisi Karapan sapi sudah sering aku dengar sejak  ketika aku duduk di bangku sekolah dasar (SD) . Tetapi, ketika usiaku menginjak ke 21 tahun, baru bisa melihat langsung keseruan balapan sapi.  Seru banget ! Keseruan sapi tidak saja di arena balap karapan, tetapi juga ada kontes kecantikan sapi betina.

Namanya sapi sonok.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya