Uniknya Tradisi Pasa Hwal Milik Dayak Sa'ban

Uniknya Tradisi Pasa Hwal Milik Dayak Sa'ban - GenPI.co
Suku Dayak Sa'ban di Festival Irau Malinau 2018, Kalimantan Utara.

Festival Budaya Irau Malinau (FBIM) 2018 adalah pesta budaya Dayak. Kearifan lokal suku di Kalimantan itu diekspos habis. Salah satunya adalah tradisi budaya Pasa Hwal milik Dayak Sa’ban.

Pasa Hwal dipamerkan di Anena Pelangi Intimung, Malinau, Kalimantan Utara (Kaltara). Pasa Hwal adalah proses suksesi kepemimpinan secara adat. Secara etimologi, Pasa Hwal berarti gulat tradisional masyarakat Dayak Sa’ban.

“Budaya Pasa Hwal ini sangat penting. Sebab, ini menjadi cara untuk mencari orang terkuat. Karakter pemberani untuk dijadikan pemimpin,” ungkap Ketum DPP Persekutuan Masyarakat Dayak Sa’ban Yefta Bartho.

Uniknya Tradisi Pasa Hwal Milik Dayak Sa'ban

Pasa Hwal dilakukan oleh pria dewasa Dayak Sa’ban. Apabila seorang pemimpin didapatkan, lainnya diangkat sebagai prajurit. Tugasnya menjaga dan mempertahankan desa dari serangan musuh. Mereka juga berperan sebagai pasukan Mengayau. Bartjo menambahkan, warga desa memerlukan seorang sosok yang kuat untuk memimpin.

“Kami mencari figur yang kuat dari budaya ini. Pasa Hwal banyak menampilkan kekuatan. Sebab, hanya yang terbaiklah yang berhak menjadi seorang pemimpin,” lanjut Bartho lagi.

Baca juga: Kalung Raksasa Ani Ka’bo Diganjar MURI

Budaya Pasa Hwal berawal dari persaingan dua bersaudara. Persaingan jadi pemimpin diawali dari lombat batu tinggi dengan bambu runcing tajam di bagian bawahnya. Atraksi ini disebut juga sebagai Sa’ban Telmeh. Pemenangnya adalah yang bisa melompati batu tersebut. Rintangan ini dimenangkan oleh sang adik. Namun, sang kakak ingin membalas kekalahan melalui Pasa Hwal (gulat). Lagi-lagi sang adik jadi pemenangnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya