"Pak Jokowi saya kira juga sudah bagus dengan mengundang investasi dari Korea seperti Hyundai yang masuk berperan dalam lebih banyak lagi di sektor mobil listrik," ujar Mamit dalam keterangannya, Jumat (29/7/2022).
Selain investasi dari luar, peran dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) didorong supaya lebih besar memberikan kontribusinya baik dari sektor hulu sampai ke hilir seperti halnya Mind ID sebagai induk holding BUMN industri pertambangan.
"Saya kira peran dari Mind id harus ditingkatkan sebagai holding mineral dalam pengembangan hilirisasi mineral kita," jelasnya.
BACA JUGA: Jokowi Pulang ke Indonesia, Xi Jinping Telepon Joe Biden
Mamit mendorong Mind Id memiliki saham dalam konsorsium pembangunan Indonesia Battery Company (IBC) untuk pengembangan industri baterai Tanah Air.
"Nanti baru bisa Mind Id ataupun BUMN kita yang lain bisa mencari investasi yang lain untuk membangun atau merakit misalkan membuat kendaraan listriknya di dalam negeri," ungkap dia.
BACA JUGA: Presiden Korsel Titip Pesan Penting ke Jokowi, Tolong Perhatikan
Kunci utama dari pengembangan ekosistem baterai listrik kata Mamit adalah integrasi dari hulu sampai hilir secara optimal, sehingga tidak harus menunggu investasi dari luar negeri, tetapi mampu memaksimalkan peranan BUMN.
"Jadi hulu dan hilirnya benar-benar terintegrasi apalagi BUMN kita bisa memegang peranan penting di sana, jadi kita tidak melulu bicara investasi dari luar tapi BUMN kita bisa melakukan optimalisasi gitu dan pemerintah saya kira harus benar-benar mendorong BUMN ini terjun aktif di tidak hanya mengundang investasi dari luar tetapi BUMN kita juga bisa memegang peranan penting," beber Mamit.
BACA JUGA: Jokowi Terima Kunjungan Ketua Liga Parlementer Jepang-Indonesia
Mamit menambahkan dengan optimalisasi peran BUMN bukan berarti meniadakan peran investasi asing, melainkan jika investasi asing masuk diharapkan tidak hanya berinvestasi pada salah sektor saja tetapi secara menyeluruh.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News