
Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi itu menjelaskan, bagaimana JAD bisa menyusup ke dalam FPI, padahal secara paham keduanya sangat berbeda.
BACA JUGA: Novel Bamukmin Blak-blakan, Jozeph Paul Zhang Layak Dibunuh
FPI dikatakan berpaham ahlussunnah wal jamaah sementara JAD menganut paham wahabi.
“Meski berbeda paham, tapi JAD butuh inang baru sesudah mereka diberantas habis oleh Densus 88,” katanya.
FPI saat itu, lanjut Denny, adalah organisasi yang diakui pemerintah. Jadi anggota JAD bisa sembunyi di dalamnya.
Di titik ini, Denny kembali menyebut peran Munarman untuk mengintegrasikan orang-orang JAD ke tubuh FPI. Sebab menurutnya, Munarman butuh orang-orang yang bisa melatih FPI dalam hal kemiliteran.
Denny juga menyebut bahwa ideologi ISIS kemudian bisa menyatukan keduanya. Sebab saat itu, ISIS dianggap sebahai organisasi besar yang akan menguasai dunia.(*)
BACA JUGA: Refly Harun Soroti Ambisi Jokowi, Ucapannya Menghujam Jiwa
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News