Pengadaan Alutsista Bisa Menimbulkan Krisis Keuangan Negara?

Pengadaan Alutsista Bisa Menimbulkan Krisis Keuangan Negara? - GenPI.co
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Foto: Ricardo/JPNN.com/GenPI.co

GenPI.co - Politikus PKS Mardani Ali Sera memberi tanggapan terkait rencana belanja alat utama sistem pertahanan (alutsista) oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan) senilai Rp 1.760 triliun.

Seperti diketahui, isu rencana belanja alutsista itu muncul setelah beredarnya draf Rancangan Peraturan Presiden (Ranperpres) Pemenuhan Kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam) Kemenhan dan TNI.

Dalam draf itu terdapat jumlah biaya rencana kebutuhan yang mencapai angka USD 124,9 miliar atau sekitar Rp 1.760 triliun.

BACA JUGA:  Heboh Isu Alutsista, Anis Matta: Militer Indonesia Harus Top 5

"Peningkatan alutsista memang diperlukan untuk mencapai MEF (minimum essential force). Akan tetapi, anggaran dan pengadaan alutsista harus detail, terutama memperhatikan besaran APBN," ujarnya kepada GenPI.co, Jumat (4/6/2021).

Menurut Mardani Ali Sera, di tengah pandemi covid-19, pengelolaan keuangan negara mesti diprioritaskan untuk memulihkan kehidupan masyarakat.

BACA JUGA:  Soal Pengadaan Alutsista, Puan Beri Peringatan ke Menhan Prabowo

"Jangan sampai ke depan timbul krisis akibat pengelolaan APBN yang buruk. Aspek ini tidak boleh dilupakan, mesti dikonsolidasikan secara baik," pungkasnya.

Di sisi lain, pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menilai anggaran Rp 1.760 triliun untuk 25 tahun masih sedikit.

BACA JUGA:  Polemik Alutsista, Orang Kuat Jokowi Harus Turun Tangan

Meski tergolong kecil untuk kebutuhan 25 tahun ke depan, Khairul mengingatkan pemerintah lebih cermat dalam mencari sumber pendanaannya.
Terlebih lagi bila menggunakan pinjaman luar negeri, suku bunganya harus serendah mungkin dan tenornya sepanjang mungkin.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya