
"Jika berhadapan dengan mereka (orang Jepang), pasti bawa kertas. Di kertas itulah, membuat pola dan matriks sederhana terkait perencanaan hingga kesimpulannya," ungkap Jusuf Kalla.
"Saya juga begitu, mesti ada kertas agar bisa dibikin simpel. Tidak lebih dari 1-2 lembar. Saya juga baru bisa bekerja dan lebih gampang menjelaskan kepada staf apabila ada tulisan. Inilah salah satu yang saya lakukan sebelum mengambil keputusan," sambungnya.
Bagi Jusuf Kalla, setiap keputusan mesti memakai intuisi yang berdasar dan memiliki hitungan. Minimal sudah ada jumlah investasi, dapat margin berapa, dan memiliki jadwal waktu (terjadwal).
BACA JUGA: Mendadak Puan Maharani Desak Pemerintah Jokowi Lakukan Ini
"Saya pasti punya catatan kapan mulai, kapan jadinya. Harus dengan data-data, lalu mengambil kesimpulan bahwa ini yang saya pilih karena menghasilkan yang baik," ungkapnya.
Menurut Jusuf Kalla, seorang pemimpin harus memiliki wawasan pengambilan keputusan yang kuat.
BACA JUGA: Akhirnya Bambang Widjojanto Blak-blakan: Kebohongan Terkuak...
Meskipun tak semua keputusan benar dan kadang ada yang keliru. Mereka akan selalu dihadapkan dengan risiko, sedangkan semua keputusan akhir itu ada pada tangan pemimpin.
Ketua PMI ini pun membeberkan salah satu ciri kepemimpinan yang baik adalah keterbukaan kepada bawahan.
Sejak meniti karier mulai dari pengusaha, direksi, menteri hingga Wakil Presiden, ia selalu mendengarkan staf dengan cara makan siang bersama.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News