
GenPI.co - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Semarang menjuluki Wakil Presiden Ma'ruf Amin sebagai "The King of Silent".
Presiden Mahasiswa BEM KM Unnes, Wahyu Suryono Pratama menilai Maruf Amin pada masa pandemi Covid-19 harusnya juga turut mengisi kekosongan perannya sebagai wapres.
"Secara umum, masyarakat menilai Wakil Presiden Ma'ruf Amin terlihat absen dan diam," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (7/7).
BACA JUGA: Anies Bawa Angin Segar Pilpres 2024, Pasangannya Keren
Anehnya, kata Wahyu, Maruf Amin justru hanya terkesan sebagai legitimator kebijakan pemerintah dengan argumentasi dan klaim yang amat bias agama dan identitas, yakni agama Islam.
"Hal ini tampak pada statement politiknya tentang halalnya BPJS dan hukum fardlu kifayyah melaksanakan vaksinasi Covid-19," imbuhnya.
BACA JUGA: Jika Ma'ruf Amin Mundur, Sosok Kuat Pengganti Wapres
Selain itu, Wahyu juga memberi catatan pada Presiden Jokowi dinilai kurang becus dan mengingkari janji politiknya.
Misalnya perihal utang negara, komitmen terhadap demokrasi, dan penanganan pandemi.
BACA JUGA: Jenita Janet Blak-Blakan, Liar di Ranjang Bikin Suami Hepi
Sementara, Jubir Wapres Masduki Baidlowi, mengatakan Ma’ruf Amin tidak marah atas julukan “The King of Silence” yang diberikan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Semarang.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News