
“Kalau mural itu isinya pujian, tidak dihapus. Namun, kalau berisi kritikan, dihapus, padahal keduanya sama-sama bentuk ekspresi,” paparnya.
Lebih lanjut, filsuf itu menuturkan bahwa beberapa pihak kerap lupa bahwa presiden bukanlah raja.
“Raja itu tak boleh dihina, karena raja mewakili Tuhan, rakyat, dan dirinya sendiri. Namun, itu 300 tahun lalu dan kini dibatalkan oleh demokrasi yang membuat pemimpin bisa diganti dan dikritik,” tuturnya.
BACA JUGA: PKS Terjun Bebas, Bisa Jadi Partai Gurem
Jangan sampai ketinggalan! Kamu sudah lihat video ini ?
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News