
GenPI.co - Direktur Gerakan Perubahan Muslim Arbi menilai bahwa tokoh politik sudah tak laku lagi di mata publik jika menggunakan cara kampanye seperti yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga hari ini.
Muslim juga menilai bahwa ada modal besar di balik pencalonan Jokowi sebagai presiden pada Pilpres 2014 dan 2019.
“Ada modal besar ditambah pola pencitraan yang terkesan merakyat,” ujarnya dalam diskusi daring P3S bertema “Ganjar Terganjal di Pilpres 2024”, Kamis (30/9).
BACA JUGA: Jokowi Singgung Transisi dari Pandemi ke Endemi
Selain itu, faktor lain yang mendukung kemenangan Jokowi pada masa kampanye Pilpres 2014 dan 2019 adalah media.
“Setiap hari media menceritakan kegiatan Jokowi, siapa itu Jokowi, semua media ikut melakukan itu,” ungkapnya.
BACA JUGA: Jokowi Dorong Talenta Papua Bersinar Lewat Youth Creative Hub
Muslim pun mempertanyakan berapa jumlah biaya yang dikeluarkan untuk mempromosikan Jokowi pada masa kampanye Pilpres 2014 dan 2019.
“Faktor-faktor itu pun tak akan berarti lagi, karena publik saat ini sudah mulai cerdas dalam melihat fenomena tokoh politik di media,” tuturnya.
Pengamat politik itu menilai bahwa publik sudah paham dalam mengartikan janji politik yang disampaikan Jokowi hari ini.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News