GenPI.co 
GenPI.co - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo blak-blakan merespons atas pernyataan Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen Dudung Abdurrachman soal hilangnya tiga patung di Museum Kostrad.
Tiga patung yang dimaksud itu, merupakan gambaran adegan Mayjen Soeharto dan Menteri/Panglima TNI Angkatan Darat Jenderal AH Nasution, menerima laporan dari Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), Kolonel Sarwo Edhie Wibowo pada 1965.
Hal tersebut diungkapkan Gatot Nurmantyo dalam wawancara dengan Karni Ilyas yang diunggah di akun YouTube Karni Ilyas Club, Sabtu (2/10).
BACA JUGA: Geprek Jahe Campur Bawang Putih Dahsyat, Istri Bisa Puas
Gatot Nurmantyo dengan tegas mengatakan, bahwa sebagai institusi, semestinya Kostrad tidak bisa begitu saja melepas patung yang sudah disumbangkan ke Kostrad.
"Ya saya pikir bisa-bisa saja beralasan seperti itu. Tapi logika berpikir saya dan itu institusi, bahwa seseorang yang bertanggungjawab di institusi itu harus menjaga semua yang ada di institusi itu. Itu karena aset negara. Apalagi itu museum," jelas Gatot Nurmantyo.
BACA JUGA: Cespleng! Air Rebusan Daun Salam Campur Madu Khasiatnya Dahsyat
"Jadi, di museum itu, tidak bisa siapapun, saya nyumbang patung, nyumbang apapun di situ, setelah itu saya minta, tidak bisa seperti itu. Ada prosedurnya," sambungnya.
Menurut Gatot Nurmantyo, bahwa pemimpin institusi wajib bertanggungjawab atas barang yang berada di institusinya.
BACA JUGA: Rezeki Tak Diduga Bisa Bikin 4 Zodiak Tajir Melintir
"Tidak bisa tiba-tiba datang, alasan apapun terus dikasihkan," tegas Gatot Nurmantyo.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
