GenPI.co 
GenPI.co - Pengamat politik digital Bambang Arianto memberikan komentar terkait hasil survei bursa ketum PBNU dari Indostrategic.
Menurut peneliti media sosial di Institute for Digital Democracy (IDD) ini trendingnya nama ulama muda Nahdlatul Ulama (NU) Gus Baha menjadi hal yang lumrah di era demokrasi digital.
Memang beberapa hari ini kata kunci Gus Baha di semua platfotm media sosial cukup banyak dibicarakan.
BACA JUGA: Posisi Ketum PBNU, Cak Imin Bisa Jadi Calon Terkuat Capres 2024
Bila dianalisis bisa dimaknai beberapa hal. Pertama, bahwa pemilihan ketum PBNU cukup fenomenal dan sangat dinantikan banyak pihak.
"Mengingat NU merupakan ormas terbesar di Indonesia dan punya magnet bagi kekuatan politik apapun di Indonesia," terangnya dikutip GenPI.co, Minggu (10/10)
BACA JUGA: Cak Imin Ingin Jadi Ketum PBNU, Pengamat Singgung Pilpres 2024
Kedua, kemunculan nama Gus Baha bisa dimaknai sebagai sentilan bagi model kepemimpinan PBNU.
Pasalnya, selama ini PBNU terkesan tidak bisa menjaga jarak dengan pemerintah.
"Meski mengklaim menjadi mitranya pemerintah, tapi publik berharap NU bisa tetap kritis dengan berbagai kebijakan pemerintah," jelasnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
