GenPI.co 
Lebih lanjut, Deni memaparkan pendapat warga yang mayoritas ingin mempertahankan ketentuan masa jabatan presiden maksimal dua kali tersebut sangat konsisten.
Survei SMRC mencatat sudah tiga kali survei hasil yang keluar serupa. Ketiga survei sebelumnya dilakukan pada Mei 2021, September 2021, dan Maret 2022.
Oleh karena itu, Deni dan tim SMRC menyimpulkan bahwa ide menambah periode jabatan presiden bukanlah aspirasi yang umum di masyarakat.
BACA JUGA: SMRC Sebut Keputusan Megawati Selalu Tepat Dalam Memilih Calonnya
“Dapat dilihat hanya sekitar 5 persen warga yang setuju dengan pandangan itu. Publik pada umumnya ingin seorang presiden hanya menjabat maksimal dua periode saja,” papar Deni.
Deni mengatakan bahwa survei tersebut dilakukan pada 1220 responden yang dipilih secara acak dengan metode stratified multistage random sampling.
BACA JUGA: Prabowo-Ganjar Posisi Teratas dalam Survei SMRC, Puan Merosot
Responden adalah keseluruhan populasi atau warga negara Indonesia yang sudah memiliki hak pilih, yakni mereka yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.
Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1027 atau 84%. Sebanyak 1027 responden itu pun dianalisis.
BACA JUGA: Survei SMRC: Habib Rizieq Makin Top, Puan Maharani Malah Rontok
Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,12% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling).
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
