
Ternyata popularitas Ganjar terus menanjak. Ia mengalahkan capres resmi maupun yang belum resmi. Sedang popularitas Puan tidak pernah beranjak di bawah 5 persen.
Akhirnya Megawati kembali menunjukkan sikap kuatnya: realistis. Ganjar adalah kader partai. Bukan kader kaleng-kaleng pula. Ganjar mungkin lebih kader dibanding Jokowi di masa lalu sekali pun.
Perjalanan Ganjar di partai sangat panjang. Sampai menjadi anggota DPR dan akhirnya gubernur. Pun kalau dilihat dari segi ketaatannya kepada partai.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Safari Tsinghua
Ketika disemprit dulu, Ganjar tidak bersikap menantang. Ia undur langkah. Ia tidak pernah menunjukkan kesombongan mentang-mentang hasil surveinya sudah mengalahkan siapa pun. Tidak pernah pula keluar dari mulutnya kata-kata yang bisa membuat multitafsir.
Pun ketika lahir gerakan celeng degleng di Jawa Tengah setelah semprit itu. Ganjar tidak terpancing untuk kelihatan ''tuh lihat dukungan rakyat Jateng''. Celeng vs Banteng pun reda tanpa ada yang ketaton.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Safari Djauhari
Tes tertinggi ketaatan pada garis partai pun harus segera ia hadapi. Dan rupanya itu tes terakhir menuju capres: membuat pernyataan menolak kedatangan tim Israel. Dan Ganjar lulus tes yang paling sulit itu.
Ia harus mengorbankan popularitasnya demi garis partai. Ia harus menekan perasaannya terhadap Presiden Jokowi. Ia pasti tahu betapa kecewa Presiden Jokowi atas sikapnya itu.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Safari Aladin
Padahal Jokowi punya andil besar dalam memopulerkan Ganjar. Pun istilah ''rambut putih'' lahir dari Presiden Jokowi sendiri.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News