
Sebab, FPI juga telah menyelam dalam dunia perpolitikan melalui jalur politik non-kekuasaan di Indonesia.
Munarman menerangkan bahwa politik non-kekuasaan yang dimaksud bukan untuk meraih simpati dan mendapatkan kursi di pemerintahan. Akan tetapi fokus pada politik di luar pemerintahan.
BACA JUGA: Desember 3 Zodiak Bakal Banjir Rezeki, Siap-Siap Kaya
"Kalau dalam pengertian politik non-kekuasaan, iya (FPI masuk ranah politik). Artinya begini ya, kami melakukan apa yang sudah dicatat oleh publik itu bukan untuk meraih simpati dan mendapatkan kursi," jelas Munarman.
Munarman kembali memberikan contoh, seperti FPI pernah ikut terlibat dalam politik pada sebelum Pemilihan Presiden 2019, dengan menawarkan beberapa program ke salah satu pasangan calon.
Saat itu FPI memilih untuk berada di kubu Menhan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
"Dalam konteks politik misalnya tentu saja ya kami ambil gampangnya kasus Pilkada DKI Jakarta 2017, tentunya konteks itu ya, kami masuk ke wilayah seperti itu," ungkap Munarman.
Dalam konteks politik 2019, Munarman menjelaskan bahwa FPI memilih salah satu pasangan tapi bukan untuk kepentingannya, karena FPI menawarkan programnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News