GenPI.co 
"Coba bayangkan DPR sudah takluk, DPD, MPR takluk. Kemudian ketua-ketua lembaga tinggi, itu semua apa kata Istana," beber Amien Rais.
"Bahkan yang paling sedih lagi, TNI tiga angkatan juga polisi, itu kan diseret-seret ke arena politik," urainya.
Oleh sebab itu, Amien Rais mengaku khawatir demokrasi di Indonesia sedang tidak baik-baik saja.
"Sehingga saya khawatir, bahwa kalau demokrasi pelan-pelan dipotong kakinya, dipotong tangannya, kemudian akhirnya seperti beberapa analisis itu, kalau sebuah demokrasi menjadi otoriterisme, maka ibaratnya raganya utuh, jiwanya sudah tidak ada," jelas Amien Rais.
"Jadi rezim ini arahnya sudah jelas menurut saya, kalau tidak kita suruh putar haluan ya, bisa-bisa kita sudah too late, jadi tenggelam, sudah," tambahnya.
Selain itu, Amien Rais juga masih menunggu pernyataan Presiden Jokowi terkait pertemuan bersama Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) enam Laskar FPI untuk membahas insiden penembakan di Tol Jakarta-Cikampek KM 50.
Pasalnya, Presiden Jokowi seakan tidak menangkap pesan yang disampaikan Amien Rais dan beberapa tokoh lainnya dalam pertemuan mereka di Istana.
Sementara itu, pegiat media sosial Denny Siregar mengatakan bahwa Amien Rais mempunyai kepentingan besar dalam upaya penggorengan isu insiden penembakan enam Laskar FPI. Salah satu alasannya adalah ingin membesarkan nama Partai Ummat.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
.webp)
