
"Menang 3-0 saja kami dimarahi, padahal menang," ungkapnya.
Selanjutnya, kata dia, saat final sudah beredar akan ada tes doping. Itu lah yang memicu pemain seperti ketakutan saat melakukan tendangan penalti.
“Jadi pemain saat tendang penalti itu ketakutan. Karena mayoritas pemain pada saat itu 1997 sekitar 80 persen memakai,” katanya.
BACA JUGA: Dukung Timnas Indonesia, Vietnam Sebut Singapura Beruntung
Menurut Rochy, sebenarnya pada 1997 Indonesia bisa saja juara, namun karena ada tes doping pada saat babak final, akhirnya pemain lebih memilih kalah.
"Jadi saat itu, pemain Timnas Indonesia sudah ketakutan adanya tes doping," pungkas Rochy Putiray. (*)
BACA JUGA: Ranking Timnas Indonesia Melonjak Pesat, FIFA Puji Habis-habisan
Simak video pilihan redaksi berikut ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News