GenPI.co - Pemain asing Arema FC Abel Camara menguak detik-detik terjadinya kondisi mencekam dalam tragedi Kanjuruhan, Malang, Sabtu (110) malam.
Kerusuhan dengan korban tewas mencapai ratusan orang pecah seusai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan.
Abel mengaku melihat dengan mata kepala sendiri pemandangan mengerikan saat beberapa Aremania atau suporter Arema yang tergeletak tak bernyawa.
BACA JUGA: Ketum PP Muhammadiyah Sebut Tragedi Kanjuruhan Mengoyak Muruah Bangsa
Saya melihat sekitar tujuh atau delapan orang meninggal dunia. Mereka berada di ruang ganti," ujar Abel kepada media Portugal, Mais Futebol, Minggu (2/10).
Pemain dengan posisi sebagai striker tersebut menyebut hawa panas sudah terlihat sejak awal pertandingan.
BACA JUGA: Duka Mendalam Mesut Ozil untuk Tragedi Kanjuruhan, Sematkan Emoji Patah Hati
Dia mengaku mendapat tekanan lantaran Aremania menuntut kemenangan dalam pertandingan tersebut.
"Mereka (Aremania) bilang kami boleh kalah di pertandingan lain, tetapi tidak di laga ini (melawan Persebaya),” kata pemain asal Guinea-Bissau itu.
BACA JUGA: Komnas HAM Kantongi Fakta Terkait Tragedi Nahas di Stadion Kanjuruhan Malang
Bahkan pemain berusia 32 tahun ini menyebut bahwa Aremania menganggap pertandingan melawan Persebaya adalah soal hidup dan mati.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News