Ratu Tenis Meja Indonesia Mulai Lelah dengan Konflik PTMSI

GenPI.co - Ratu tenis meja Indonesia Rossy Pratiwi tampaknya mulai lelah dengan konflik federasi tenis meja yaitu PP PTMSI.

Rossy Pratiwi mengaku turut prihatin dengan nasib cabang olahraga tenis meja saat ini yang kian terpuruk akibat konflik kepengurusan.

Legenda tenis meja yang sempat menyumbang 13 medali emas di ajang SEA Games itu melihat jika konflik kepengurusan ini terus dibiarkan berlarut-larut maka bibit-bibit atlet tenis meja Indonesia akan sulit muncul.

BACA JUGA:  Tingkatkan Persaingan Positif, Ganjar Untuk Semua Gelar Kompetisi Tenis Meja

“Sebetulnya sangat prihatin dan memang ini permasalahan yang terlalu lama dibiarkan, karena bolak-balik kasihan atletnya, yang jadi korban memang atletnya,” kata Rossy dikutip dari Antara, Jumat (5/1).

Wanita yang mendapatkan julukan legenda tenis meja Indonesia itu pun berharap konflik ini dapat cepat terselesaikan untuk kebaikan prestasi cabang olahraga tenis meja Indonesia yang dahulu ditakuti di kawasan Asia Tenggara.

BACA JUGA:  Pengurus Tenis Meja Lakukan Pelanggaran, KOI Ambil Sikap Tegas

Juga, agar Indonesia rutin mengirim atlet cabang olahraga itu di penyelenggaraan kejuaraan multicabang seperti SEA Games hingga Olimpiade.

Diketahui pada ajang SEA Games, tenis meja Indonesia absen pada tiga edisi, 2017, 2019, dan 2021, serta hampir kembali absen pada edisi 2023 di Kamboja.

BACA JUGA:  Ajak Warga Hidup Sehat, Ganjar Muda Padjadjaran Gelar Turnamen Tenis Meja

Pada ajang Olimpiade, Indonesia sudah jarang mengirimkan atlet-atlet tenis meja terbaiknya seperti yang pernah ditorehkan Toni Meringgi di Olimpiade 1988 Seoul, Ling Ling Agustin pada Olimpiade 1992 Barcelona, hingga Ismu Harinto di Olimpiade 2000 Sydney.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News