GenPI.co 
GenPI.co - Dua legenda bulu tangkis Indonesia, Tontowi Ahmad dan Candra Wijaya curhat mengenai pengalamannya saat mengikuti Olimpiade.
Tontowi Ahmad dan Candra Wijaya mengaku ada tekanan dan ketegangan jelang dan saat berjuang meraih medali emas Olimpiade.
Peraih medali emas Olimpiade 2016, Tontowi Ahmad, mengaku ketegangan hadir sebelum dan setelah pertandingan.
BACA JUGA: Indonesia Bakal Ciptakan Sejarah di Olimpiade Paris 2024, Kata Menpora
Oleh karenanya, peraih medali emas bersama Liliyana Natsir itu menjelaskan bila manajemen emosi juga diperlukan agar fokus tetap terjaga dan prima.
“Rasa tegangnya berlapis-lapis. Sebelum Olimpiade sudah merasa tegang, setelah pertandingan juga tegang karena kami ingin hasil yang maksimal, karena bagaimana pun, hasil pertandingan adalah hasil dari latihan kami selama ini,” kata Tontowi dikutip dari Antara, Selasa (9/1).
BACA JUGA: Road to Olimpiade Paris 2024, Bulu Tangkis Tersisa 12 Turnamen
Saat ditanya bagaimana cara bagi atlet yang akan berhadapan dengan perasaan itu, pria yang akrab disapa Owi tersebut mengatakan dirinya mencoba memotivasi diri sendiri agar tidak lengah dengan target di panggung olahraga tertinggi di dunia itu.
“Waktu semifinal Rio 2016, saya ingat saya teriak-teriak sendiri di apartemen karena tegang, banyak pikiran, dan pressure dalam diri sendiri juga besar. Komunikasi dengan Ci Butet (Lilyana) juga dilakukan,” ungkapnya.
BACA JUGA: KOI Sebut Indonesia Punya Bekal Unik untuk Olimpiade Paris 2024
Sependapat, peraih medali emas Olimpiade 2000 Sydney Candra Wijaya mengatakan setiap pemain perlu untuk menguasai diri sendiri dan keadaan dalam suasana yang begitu kompetitif di Olimpiade.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
