GenPI.co 
GenPI.co - Pada saat pencurian data sedang meningkat, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Apple menemukan cara untuk melindungi data konsumen.
Dilansir Times of India, dikatakan juga bahwa dalam sembilan bulan pertama tahun 2023, pelanggaran data di Amerika Serikat meningkat sebesar 20% dibandingkan dengan tahun penuh pada tahun 2022.
Penelitian yang dilakukan oleh Profesor Stuart E. Madnick di Institut Teknologi Massachusetts menunjukkan bahwa pelanggaran menjadi hal yang biasa, satu-satunya cara yang layak untuk melindungi data konsumen adalah penggunaan enkripsi ujung ke ujung secara lebih luas.
BACA JUGA: Ini Alasan Apple Ogah Hadirkan Kembali Fitur Keamanan Touch ID untuk iPhone Terbaru
Namun studi tersebut tidak mencakup temuan pelanggaran data apa pun di Apple sendiri.
Hal ini dilakukan sekitar setahun setelah perusahaan meluncurkan fitur baru untuk memperluas enkripsi ujung ke ujung untuk data yang disimpan di layanan iCloud-nya.
BACA JUGA: Apple Siapkan Model iPad dan MacBook Air Terbaru pada Musim Semi Tahun Depan
Di dunia yang saling terhubung saat ini, hampir setiap organisasi bergantung pada beragam vendor dan perangkat lunak.
"Akibatnya, peretas hanya perlu mengeksploitasi kerentanan pada perangkat lunak pihak ketiga atau sistem vendor untuk mendapatkan akses ke data yang disimpan oleh setiap organisasi yang mengandalkannya," kata studi tersebut, seperti dilansir kantor berita Reuters.
BACA JUGA: Apple Bakal Meluncurkan Baterai Khusus pada 2025
Enkripsi end-to-end membuat perusahaan yang menyimpan data, atau peretas dan bahkan penegak hukum mana pun, tidak mungkin menguraikan data pengguna tanpa memiliki informasi tambahan, seperti kata sandi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
