Badan Intelijen AS dengan Hati-hati Mengadopsi AI Generatif

Badan Intelijen AS dengan Hati-hati Mengadopsi AI Generatif - GenPI.co
Badan-badan intelijen AS berusaha keras untuk merangkul revolusi AI, karena yakin bahwa mereka akan terkekang oleh data. Foto: envato elements/AndersonPiza

GenPI.co - Badan-badan intelijen AS berusaha keras untuk merangkul revolusi AI, karena yakin bahwa mereka akan terkekang oleh data karena teknologi pengawasan yang dihasilkan sensor makin menyelimuti planet ini.

Dilansir AP News, mereka juga harus mengimbangi pesaingnya, yang sudah menggunakan AI untuk menyebarkan deepfake ke platform media sosial.

Namun teknologi ini masih muda dan rapuh, dan para pejabat sangat menyadari bahwa AI generatif tidak dibuat khusus untuk perdagangan yang penuh dengan bahaya dan penipuan.

BACA JUGA:  Saat Dialog di Jenewa, Amerika Serikat Khawatir Penyalahgunaan AI oleh China

Bertahun-tahun sebelum ChatGPT OpenAI memicu kegilaan pemasaran AI generatif saat ini, pejabat intelijen dan pertahanan AS sedang bereksperimen dengan teknologi tersebut.

Salah satu kontraktor, Rhombus Power, menggunakannya untuk mengungkap perdagangan fentanil di China pada tahun 2019 dengan tingkat yang jauh melebihi analisis yang dilakukan manusia.

BACA JUGA:  Amerika Serikat Hentikan Pengiriman Bom ke Israel Tanda Khawatir Invasi Rafah

Rhombus kemudian memprediksi invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina empat bulan sebelumnya dengan kepastian 80%.

Direktur CIA William Burns baru-baru ini menulis di Foreign Affairs bahwa intelijen AS memerlukan “model kecerdasan buatan canggih yang dapat mencerna sejumlah besar informasi sumber terbuka dan diperoleh secara sembunyi-sembunyi.”

BACA JUGA:  Kendaraan Listrik Kecil Seagull Buatan China Bikin Amerika Serikat Gemetar

Namun kepala bagian teknologi lembaga tersebut, Nand Mulchandani, memperingatkan bahwa karena model AI generatif “berhalusinasi”, mereka sebaiknya diperlakukan sebagai “teman yang gila dan mabuk” – yang mampu memiliki wawasan luar biasa namun juga rentan terhadap kebohongan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya