Malam Sangang Pepe yang Syahdu di Perkampungan Suku Bajau

Malam Sangang Pepe yang Syahdu di Perkampungan Suku Bajau - GenPI.co
Aneka warga lampu Sangang pepe di perkampungan suku Bajau desa Torosiaje,

GenPI.co - Menjelang malam sejumlah anak-anak dan remaja Suku Bajau di Desa Torosijae Laut sudah sibuk dengan tumpukan lampu botol berbahan bakar minyak tanah.

Jumat malam mereka menyalakan lampu-lampu ini, ini adalah tradisi Sangang Pepe, menyambut Hari Raya Idul Fitri dengan menyalakan lampu di depan rumah mereka yang jauh di tengah laut.

Di desa yang berada di atas permukaan air laut ini kaum mudanya menyemarakkan Sangang Pepe, lampu diatur sedemikian rupa sehingga nyalanya bias dinikmati oleh semua orang yang berlalu lalang di atas kampong atau sedang berjalan dengan sampannya.

“Sangang pepe  atau malam pasang lampu di Desa Torosiaje adalah tradisi menyambut Idulfitri 1440H,” kata Rena Pasandre, tokoh muda Suku Bajau Torosiaje, abut (1/6).

Baca juga: Pancasila Adalah Anugerah Tuhan untuk Bangsa Indonesia 

Namun Jumat malam angina bertiup cukup kencang, sebagian nyala lampu padam. Beberapa kali remaja Suku Bajau menyalakn kembali lampu yang padam, namun setelah angin bertiup, lampu tersebut mati lampu.

Dalam keheningan malam di akhir Ramadan di tengah laut, semua akan merasakan syahdunya malam sangang pepe, malam penuh berkah. Semua keluarga Suku Bajau bersiap menyambut kedatangan Idulfitri.

“Masih ada beberapa malam untuk memasang lampu, semoga malam kedua dan ketiga cuaca akan terus bersahabat,” pinta Rena Pasandre.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya