Panjat Bambu Terbalik, Sajian Unik di Festival Nyobeng

Panjat Bambu Terbalik, Sajian Unik di Festival Nyobeng - GenPI.co
Ritual panjak terbalik.

GenPI.co  -  Festival Nyobeng yang diselenggarakan masyarakat Dayak Bidayuh di Kampung Sebujit, Desa Hli Buei, Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat  pada 14-16 Juni 2019, diisi kegiatan menarik. Salah satunya adalah Panjat Aur Terbalik. 

Panjat Bambu atau dalam bahasa Bidayuh Panjat Aur Terbalik ini menyajikan keseruan. Bambu yang harus dipanjat terbuat dari bambu tua yang kokoh. Cara memanjatnya pun terbilang unik, yaitu dengan kaki di atas dan kepala di bawah. Si pemanjat harus bergerak dengan posisi terbalik hingga mencapai puncak.

Baca juga: Festival Nyobeng, Upacara Pembersihan Pusaka Dayak Bidayuh 

Sebelum memanjat tiang bambu, ketua adat melakukan ritual dengan membacakan mantra. Kemudian para peserta diperciki air dengan daun Anjuang.  Setelah itu semua peserta akan mengelilingi tiang bambo sambil menari tarian simaniamas.  

Konon tradisi ini dilakukan seorang dukun ketika mengobati orang yang sedang sakit. Sang dukun harus melakukan ritual yaitu memanjat pohon dengan posisi terbalik. Tujuannya untuk mengambil obat di atas pohon guna menyembuhkan orang yang sakit. 

Panjat Aur terbalik ini dilakukan sebagai bentuk ungkapan syukur atas jasa yang diberikan dan kemampuan dukun tersebut. Namun, tujuannya bukan untuk berobat melainkan untuk hiburan atau permainan tradisional pada saat gawai.

Simak juga video manarik berikut


Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya