Kulik Rahasia Kenimatan Ayam Panggang Wonogiri di Pasar Jatisrono

Kulik Rahasia Kenimatan Ayam Panggang Wonogiri di Pasar Jatisrono - GenPI.co
Ayam panggang khas Wonogoi yang dijual di Pasar Jatisrono. (Foto: Arianto/GenPI.co)

Kulik Rahasia Kenimatan Ayam Panggang Wonogiri di Pasar Jatisrono
Bu Anik,  penjual ayam panggang Wonogori di Pasar Jatisrono tengah melayani pembelinya. (Foto: Arianto/GenPI.co)

Cara masak pun cukup unik sebab ayam tidak langsung kena api. Ibu Anik menggunakan kuali yang diletakkan di atas kayu yang bernyala-nyala. Setelah bagian bawah kuali membara, ayam utuh diletakkan di atasnya lalu kulai itu ditutup selama 10-15 menit. 

Kemudian ayam dibalik-balik agar matang secara merata. Ayam yang selesai dimasak lalu di bawa ke pasar untuk dijual sebagai oleh-oleh.

“Sehari bisa menjual 15 sampai 20 Kilogram Ayam Kampung di pasar Jatisrono, satu ayam kampung utuh dihargai sekitar Rp 60 ribu sampai dengan Rp 70 ribu,” tuturnya.

Bu Anik  juga menerima pesanan dalam jumlah banyak untuk pesta pernikahan ataupun acara lainnya.

“Ayam panggang ini enaknya disajikan bersama sambal terasi, lalapan, gudangan daun pepaya, sayur kacang tholo kering, dan lalapan,” ujar Bu Anik.

Ia menambahkan, kenikmatan makan yam panggang ini makin terasa jika makannya dengan cara dipuluk, atautau langsung menggunakan tangan tanpa sendok dan garpu.

Simak video pilihan redaksi berikut ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya