Ketatnya Pengawasan Penggunaan Adat Melayu di Batam

Ketatnya Pengawasan Penggunaan Adat Melayu di Batam - GenPI.co
Dokumentasi - Kenduri Seni Melayu Penari menampilkan tarian Melayu kreasi baru pada malam pembukaan Kenduri Seni Melayu (KSM) di Dataran Engku Putri, Batam, Sabtu (13/12). (Sumber foto: ANTARA FOTO/Joko Sulistyo)

GenPI.co — Demi adat Melayu tetap terwarisi dan berada pada pakem dari para leluhur, Batam melalui pemerintah membuat panduan spesial penggunaan adat Melayu di setiap prosesi atau rangkaian acara adat disana.

Terdapat 10 unsur pokok pikiran kebudayaan daerah, antara lain sastra lisan, olahraga tradisional dan pertunjukan tradisional. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata, menyatakan, budaya Melayu harus terus dilestarikan dan tidak boleh disederhanakan pelaksanaannya.

"Misalnya pada saat penampilan tari persembahan atau sekapur sirih. Yang digunakan sebagai tempat sirih bukan tepak, melainkan kotak tisu. Ada rasa kecewa melihatnya," ucap Ardi di Batam, Jumat (6/9).

Dengan begitu, maka pemerintah harus memantau pelaku seni untuk menjalankan adat dan tradisi dengan benar. Pemantauan adat Melayu bahkan hingga kepada kesenian tradisional harus sesuai dengan adat yang diturunkan.

Misalnya dengan mengecek pakaian penari yang akan tampil membawakan tarian persembahan yang selalu di pentas saat pembukaan acara resmi pemerintahan.

Baca juga:

Bunda Tanah Melayu itu Bernama Lingga

Yuk Kunjungi Destinasi Wisata Kekinian Batam yang Instagramable

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya