Mengintip Tradisi Unik Annyorong Lopi di Bulukumba

Mengintip Tradisi Unik Annyorong Lopi di Bulukumba - GenPI.co
Annyorong Lopi, tradisi mendorong kapal Pinisi ke laut.

Siapa yang tidak kenal Kapal Pinisi. Inilah kapal tradisional yang menjadi bukti kehebatan Indonesia sebagai bangsa pelaut. Tapi, ada satu ritual dibalik hebatnya Pinisi. Namanya Annyorong Lopi. 

Annyorong Lopi berasal dari Bahasa Konjo. Secara etimologi, annyorong berarti mendorong. Sedangkan lopi berarti perahu atau kapal. Yup, Annyorong Lopi adalah kegiatan mendorong Kapal Pinisi ke laut.

Mengintip Tradisi Unik Annyorong Lopi di Bulukumba

Masih dipertahankannya ritual ini  di Desa Tanah Beru, Bonto Bahari, Bulukumba, membuatnya menjadi bagian Festival Pinisi yang digelar, Kamis (13/9). Sebelum Annyorong Lopi dilaksanakan, upacara sangka bala ammossi’ dan appasili dirilis terlebih dahulu sehari sebelumnya. Doa dan asa keselamatan pun ditebar.

Berikutnya, kengkeng jangang dipasang. Ini adalah tips masyarakat lokal untuk menjaga agar lopi tidak miring. Caranya, dengan memasang balok besar dan panjang di beberapa sisi lopi.

Setelah itu, baru gong tanda dimulainya Annyorong Lopi ditabuh. Kegiatan ini digelar di batilang (galangan kapal) Desa Tanah Beru. Atraksi manca atau pencak silat menjadi pembukanya.

Countdown Annyorong Lopi yaitu 'tra, ta, ju' (satu, dua, tiga) diberikan. Aba-aba berupa 'laarilambatee' disuarakan. Artinya, dorong yang kuat. Lalu, diteruskan kata-kata 'samakan tiang'. Maknanya sama-sama pegang tali dan kuatkan tarikan.

Untuk menarik Pinisi, digunakan tali yang diikatkan pada haluan kapal.Tali lalu ditarik sembari lopi didorong. Kegiatan ini dilakukan 100 orang. Prosesi dimulai pukul 09.20 WIT.

Kapal Pinisi kemudian ditarik menuju bibir pantai yang berjarak sekitar 50 meter dari batilang. Karena beban yang berat dan alas berpasir, pergerakan lopi sempat macet. Berbagai upaya dilakukan. Seperti mencongkel lopi dengan balok. La’lere (jenis tumbuhan merambat) sebagai pelicin diberikan di atas galasara (landasan perahu). Aktivitas Annyorong Lopi ditutup pukul 10.36 WIT.

Mengintip Tradisi Unik Annyorong Lopi di Bulukumba

“Pinisi ini kearifan lokal dan kebanggaan masyarakat. Festival Pinisi ini secara keseluruhan juga bagus, terutama untuk perekonomian masyarakat. Kedepannya, akan ada beberapa perbaikan. Sistem informasi yang terkoneksi. Aksesibilitas akan ditingkatkan dengan pembangunan bandara wisata di Bulukumba,” tutur Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman.

Kapal Pinisi memiliki profil luar biasa. Kapal ini memiliki panjang 18 meter dengan lebar dan tinggi 5 meter. Untuk membuat kapal ini dibutuhkan kayu sekitar 35 meter kubik. Jenis bahan yang digunakan kayu bassih (besi). Lopi ini tersusun dari papan dengan ukuran panjang 4-5 meter, lebar 20 cm, lalu tebal 7 cm.

“Keahlian membuat Kapal Pinisi ini yang diakui. Mereka sejak dahulu sudah punya teknologi luar biasa, lalu diturunkan ke generasi berikutnya. Hal ini yang dilestarikan dan dipakai jadi acuan pengembangan teknologi kapal. Jadi, semua proses pembuatan kapal hingga peluncuran disajikan di Festival Pinisi ini,” tutur Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Selatan Musaffar Syah.

Biasanya, pembuatan Kapal Pinisi dikerjakan 6 orang dengan waktu 2 bulan. Proses pembuatan kapal dimulai dari lunas. Setelah itu, baru dipasang papan lambung dan tulang rusuk kapal. Untuk Annyorong Lopi kali ini, Pinisi dipakai untuk kebutuhan menangkap ikan. Lopi ini juga dilengkapi tempat penyimpanan ikan, ruang kemudi, dan ruang anak buah kapal. Kapasitasnya 15 ton. Harga jual kapal ini tidak kurang dari Rp500 Juta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya