Yuk, Kupas Keunikan Wae Rebo

Yuk, Kupas Keunikan Wae Rebo - GenPI.co
Wae Rebo yang unik (Sumber:Trip Tus)

Tempat wisata yang asyik adalah yang memberi kesan dalam ingatan. Lebih lagi jika Anda meninggalkan tempat itu dengan segudang pengetahuan baru. Jika ingin berwisata sembari akrab dengan khasanah budaya Indonesia yang eksotis dan filosofis, cobalah ke Wae Rebo.

Wae Rebo adalah nama sebuah desa tradisional di Kabupaten Manggarai. Di kalangan wisatawan mancanegara, tempat ini sangat akrab di telinga. Struktur sumah adat di Wae Rebo menyerupai rumah-rumah hobit bukan satu-satunya alasan mereka. Desa ini luput dari hingar-bingar perkembangan jaman, menjadikan para penduduknya memegang  teguh nilai filososif adat istiadat mereka.

Wae Rebo juga termasuk satu  dari beberapa desa tradisional  tertua di Indonesia dan mungkin juga dunia. Konon, desa itu telah bertahan selama 19 generasi.Itu berarti, usianya di atas 1000 tahun. Menarik, bukan?

Tempat ini tersembunyi diantara pengunungan yang hijau dan asri. Berada pada ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut, hawa di Wae Rebo begitu sejuk. Bahkan pada waktu-waktu tertentu, desa ini diselimuti kabut pegunungan sehingga suasana terasa mistis. Itu sebabny banyak pula yang menjulukinya dengan sebutan desa di atas awan.

Di Wae Rebo, Anda akan menjumpai tujuh rumah/niang berbentuk kerucut yang mengitari sebuah pelataran besar. Niang-niang tersebut adalah Niang Gena Mandok, Niang Gena Jekong, Niang Gena Ndorom, Niang Gendang Maro, Niang Gena Pirong, Niang Gena Jintam, dan Niang Gena Maro. Yang paling besar adalah Niang Gendang Maro. Di rumah utama ini segala urusan adat dilaksanakan, termasuk ketika menerima tamu yang datang berkunjung.

Rumah tradisional di Wae Rebo dan di Manggarai pada umumnya tidak asal bangun. Anda nilai filosofis yang melatarinya. Bentuknya yang melingkar merupakan lambang persatuan dan harmonisasi dengan alam sekitar. Bangunan Niang Gendang memiliki tiga tingkatan utama. Kolong rumah melambangkan dunia orang mati. Sementara bagian tengah disebut lutur. Ini adalah sebuah ruangan luas dengan beberapa kamar kecil di sisi luarnya. Tempat ini merupakan ruangan utama untuk melaksanakan beragam aktifitas,  mulai dari upacara adat, bermusyawarah, tempat pembaringan jenazah hingga  tempat untuk menerima tamu.

Di tengah ruangan, berdiri tiang penyangga rumah yang disebut Siri Bongkok. Diyakini sebagai penopang utama kehidupan seluruh kampung, Siri Bongkok begitu dihormati. Pada tiang ini digantungkan benda-benda pusaka yang dimiliki kampung dan alat music tradisional seperti gong dan gendang. Siri bongkok juga merupakan tempat kehormatan bagi Tu’a Gendang, sebuatan bagi kepala adat di kampung. Pada saat aktifitas berlangsung di rumah itu, Tu’a adat mengambil tempat duduk di tengah dengan besandar pada tiang tersebut.

Tingkat ketiga pada rumah digunakan untuk menyimpan hasil panen. Pada tingkat tiga ini ini terdapat semacam altar suci yang disebut Hekang Kode sebagai tempat persembahan bagi leluhur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya