GenPI.co 
Nama Mbah Maridjan tak dapat dilepaskan dari tragedi erupsi gunung Merapi. Sang juru kunci abadi tersebut harus wafat karena letusan gunung di perbatasan Yogyakarta, Klaten dan Magelang pada Oktober 2010 silam.
Amukan abu vulkanik juga turut memporak porandakan rumah warga di Dusun Kinahrejo, Cangkringan, Sleman, atau radius 4 km dari puncak gunung, tak terkecuali rumah Mbah Maridjan. Untuk mengenang sang juru kunci, kini tepat di rumah Mbah Maridjan ditemukan, telah dibangun sebuah joglo berukuran kecil.
Di tempat ini terdapat lukisan si pemilik rumah dengan latar belakang gunung Merapi. Di dalamnya dibangun sebuah replika makam kecil sebagai simbol tempat wafatnya mbah Maridjan. Tak ketinggalan foto-foto almarhum juga dipasang beserta dengan kegiatan labuhan yang biasa dilakukan di malam satu suro.
“Di sebelahnya juga dibangun joglo yang lebih besar biasanya digunakan untuk acara labuhan yang setiap tahunnya dilakukan setiap malam suro,” ungkap Wahyu salah satu pengurus kawasan wisata kepada GenPI.co, Jumat (14/12).
Disamping kedua bangunan tersebut, terdapat satu bangunan terbuka yang menyimpan berbagai macam perkakas rumah tangga, seperti dipan, lemari hingga perabotan dapur yang hangus karena tersapu awan panas.
Di petilasan tersebut juga disimpan satu buah mobil evakuasi jenis APV dan dua buah motor yang hanya tertinggal rangkanya saja. Selain itu juga terdapat seperangkat gamelan yang juga turut hangus. Sebelumnya gamelan tersebut selalu digunakan untuk iring-iringan acara labuhan.
"Mushola yang dulu hancur juga diperbaiki oleh pihak Mandiri Syariah. Lokasinya sama persis di atas sana hanya saja dikasih teras biar lebih lebar," tutur Wahyu.
Masih di area tersebut, juga terdapat sebuah warung yang menjual aneka souvenir khas Merapi seperti jahe merapi, jadah tempe, ampyang, kopi merapi hingga t-shirt.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
