Analisis Pakar Kelautan Penyebab KRI Nanggala 402 Hilang

23 April 2021 10:50

GenPI.co - Pakar kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Wisnu Wardhana menganalisa terkait dugaan penyebab kapal selam KRI Nanggala-402 yang dilaporkan hilang kontak di Perairan Bali.

"Sistem komunikasi dalam kapal selam ada dua, yaitu saat kapal di permukaan air dan saat kapal di bawah permukaan air," ujar Wisnu di Surabaya, Kamis (22/4).

BACA JUGA: Perintah Jokowi ke Panglima TNI Soal KRI Nanggala 402 

Menurut Wisnu, jika berada di permukaan air, sebagian badan kapal selam muncul di permukaan sehingga komunikasi lewat radar bisa relatif lebih stabil.

Sedangkan, jika saat kapal di bawah permukaan air (dalam air penuh) komunikasi melewati sonar (ada mekanisme bergetar) frekuensi ini yang dirambatkan melalui air.

"Kalau media komunikasi lewat air, kualitas komunikasi tergantung dari karakter air. Misalkan, arusnya tinggi maka media komunikasi akan terbawa mengikuti arus air," ucapnya.

Dia menyebut semua parameter media itu berinteraksi satu sama lain, sehingga bisa terjadi resultan nol yang sampai ke penerima, atau yang dinamakan black out (hilang kontak).

"Pada kasus kapal selam KRI Nanggala ini harus dilihat dari beberapa sisi. Apakah akibat media air yang resultannya nol ataukah kerusakan peralatan teknis," kata Wisnu.

Mengenai ditemukannya ceceran minyak di lokasi penyelaman KRI Nanggala, Wisnu menduga bisa jadi minyak itu merupakan minyak dari bahan bakar kapal selam TNI AL itu.

Ia menjelaskan bahwa di dalam kapal selam, desain konstruksi ada yang namanya tangki pemberat (ballast tank).

Untuk kapal selam yang didesain tahun 1980-an, kedalaman yang memungkinkan adalah 380 meter, tapi sekarang kemungkinan itu hanya 300 meter.

"Jika dipaksa lebih dari itu, tangki pemberatnya ini seperti diremas karena ada gaya hidrostatik dari air yang meremas kapal selam. Kalau sampai ada oli dan cairan minyak di permukaan air ini indikasi tangki pemberatnya rusak," kata dia.

Wisnu menambahkan jika sudah di kedalaman 300 meter strukturnya mulai berbunyi dan kolaps, lalu tangki rusak dan semua minyak keluar.

"Semua penyebab harus diidentifikasi. Apakah kesalahan sistem, mesin atau pengemudi," katanya.

BACA JUGA: Tudingan Habib Rizieq Menggelegar, Jaksa Tersudut

"Jika kesalahan bisa diidentifikasi nantinya bisa menetralisasi masalah. Tetapi, selama KRI Nanggala-402 tidak bisa kontak, maka tidak bisa menetralisasi masalah," pungkasnya. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co