GenPI.co - Kerumunan yang terjadi di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat belum lama ini masih menjadi sorotan berbagai kalangan.
Keinginan berbelanja masyarakat tidak diiringi dengan keputuhan terhadap protokol kesehatan. Akibatnya warga berdesak-desakan dalam area pasar.
Pengamat Kebijakan Publik Syafuan Rozi menilai, peristiwa tersebut tidak serta merta menyalahkan masyarakat.
BACA JUGA: Kritisi Tanah Abang, Fadli Zon Sentil Menkeu Sri Mulyani
Sebab, dia mengaku pemerintah seharusnya perlu melalukan inovasi lebih baik dalam menyikapi animo masyarakat pada saat menjelang Lebaran.
"Pemerintah perlu mengeluarkan inovasi tentang bagaimana mengatur jumlah kerumunan itu," ungkap Syafuan kepada GenPI.co, Senin (3/5).
Menurutnya, pengaturan tersebut tentang pembagian waktu pengunjung sesuai daerah asal (domisili).
Meski sudah ada aturan KRL yang tidak berhenti di Stasiun Tanah Abang, hal itu belum cukup memupus keinginan berbelanja masyarakat.
"Harus ada inovasi tentang itu. Misalnya, pada hari ini jam berapa yang boleh berkunjung ialah warga dengan KTP tertetu," terangnya.
Syafuan menjelaskan, kebijakan itu bisa sedikit banyak akan menekan angka masyarakat yang berkunjung ke pusat perbelanjaan.
BACA JUGA: Tanah Abang Tak Terkendali, Anies Baswedan Lakukan Kebijakan Ini
Selain itu, dengan penerapan jam berkunjung sesuai domisili, pemerintah juga harus lebih mengedukasi lewat kalangan milenial.
Sebab, kata dia, kebanyakan yang berbelanja tersebut merupakan kalangan yang lebih tua yang perlu mendapat peringatan dari lingkungan keluarga.
"Iya, itu menjadi salah satu teknik yang harus digunakan supaya tidak terjadi ledakan pengunjung di pasar-pasar besar," tambahnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News