Mengenal Hisab Rukyat dan Isbat

05 Mei 2019 19:33

GenPI.co - Hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriyah. Sedangkan Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan sabit yang tampak pertama kali setelah terjadinya ijtimak (konjungsi).

Dengan pengertian tersebut hisab merupakan metode perhitungan penentu awal bulan dengan penentunya adalah rukyah yang sering digunakan dan dipublikasi saat penentuan awal puasa. Salah satunya penentuan awal bulan Ramadan yang diterapkan di Kementerian Agama RI.

Meski resmi diterapkan di Kementerian Agama, di Indonesia juga melakukan perhitungan dengan metode hisab adalah ormas agama Muhammadiyah yang memiliki umat jutaan jiwa di Indoensia.

Terlepas dari perbedaan tersebut, dengan adanya hisab seorang perukyah bisa mengetahui kapan matahari terbenam, kapan hilal awal bulan akan terlihat dan pada koordinat ke berapa posisi hilal tersebut berada. 

Baca juga: Kenapa Awal Puasa Kadang Bisa Berbeda?

Bahkan dengan hisab, lama hilal di atas langit bisa diketahui dalam hitungan menit hingga detik. Namun sekali lagi, perhitungan tetaplah perhitungan. Bukan penentu awal bulan sebagaimana hadis rasulullah “Shuumuu liru’yatihii waaftiruuu liru’yatihii.” Berpuasalah bila kalian telah melihat hilal dan berlebaranlah kerika kalian telah melihat hilal.

Berikut penentuan awal bulan (kalender) Hijriyah terjadi jika:

Pada saat Matahari terbenam, ketinggian (altitude) Bulan di atas cakrawala minimum 2°, dan sudut elongasi (jarak lengkung) Bulan-Matahari minimum 3°, atau 

Pada saat bulan terbenam, usia Bulan minimum 8 jam, dihitung sejak ijtimak. Untuk mempertimbangkan kemungkinan terlihatnya hilal. Secara praktis, metode rukyat dan metode hisab.Terdapat 3 kemungkinan kondisi diantaranya;

Ketinggian hilal kurang dari 0 derajat. Dipastikan hilal tidak dapat dilihat sehingga malam itu belum masuk bulan baru. Metode rukyat dan hisab sepakat dalam kondisi ini.

Ketinggian hilal lebih dari 2 derajat. Kemungkinan besar hilal dapat dilihat pada ketinggian ini. Pelaksanaan rukyat kemungkinan besar akan mengkonfirmasi terlihatnya hilal. Sehingga awal bulan baru telah masuk malam itu. Metode rukyat dan hisab sepakat dalam kondisi ini.

Ketinggian hilal antara 0 sampai 2 derajat. Kemungkinan besar hilal tidak dapat dilihat secara rukyat. Tetapi secara metode hisab hilal sudah di atas cakrawala. Jika ternyata hilal berhasil dilihat ketika rukyat maka awal bulan telah masuk malam itu. 

Metode rukyat dan hisab sepakat dalam kondisi ini. Tetapi jika rukyat tidak berhasil melihat hilal maka metode rukyat menggenapkan bulan menjadi 30 hari sehingga malam itu belum masuk awal bulan baru. Dalam kondisi ini rukyat dan hisab mengambil kesimpulan yang berbeda.


Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya Reporter: Winento

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co