Belajar Musik di Komunitas Online, Panggil Saja Om

08 Juni 2021 20:55

GenPI.co - Perkembangan teknologi yang pesat kini turut membantu manusia untuk berkomunikasi dan mempelajari hal baru.

Hal itu juga yang dimanfaatkan oleh sejumlah orang yang serius untuk belajar bermain gitar, tetapi tak sempat untuk mengikuti kursus formal.

Mereka tergabung dalam komunitas daring di grup chat Line bernama “Belajar Gitar dan Musik” yang terbentuk pada 2019.

BACA JUGA:  Mendadak, Moeldoko Ucapkan Selamat untuk Partai Demokrat

Co-admin grup Line komunitas “Belajar Gitar dan Musik” Veda membagikan pengalamannya bersama 800-an anggota lain.

Veda mengatakan bahwa semula komunitas mereka berfokus pada gitar akustik. Namun, anggota yang makin bertambah ternyata membuat fokus bahasan menjadi lebih luas.

BACA JUGA:  Bukan Puan Maharani, Ternyata Capres PDIP Tokoh Kuat

“Kami beberapa kali ganti nama dan sekarang yang kami pake namanya 'Belajar Gitar dan Musik',” ujarnya kepada GenPI.co, Selasa (8/6).

Aktifnya interaksi komunitas itu, membuat grup mereka kerap masuk dalam kolom Recommendation di Open Chat Line. Hal itulah yang membuat anggota komunitas mereka makin banyak.

BACA JUGA:  Komunitas Fans Manchester City, Ada Rumput Etihad Stadium

“Itu juga alasan mengapa kita enggak pilih nama yang aneh-aneh, karena orang bisa bingung dan jadi nggak punya gambaran apa bahasan komunitas kita,” ungkapnya.

Grup Line itu terbuka untuk umum. Orang-orang cukup membuka fitur Open Chat Line untuk memilih grup yang sesuai dengan minat pribadi.

“Siapa aja yang klik ‘Join Grup’, mereka bisa langsung join tanpa butuh approval. Bisa juga mereka yang bergabung itu dari referensi member yang kasih link ke calon member lain,” ujarnya.

Veda mengatakan bahwa tak ada persyaratan khusus untuk menjadi anggota komunitas “Belajar Gitar dan Musik”.

“Kamu sendiri pun enggak punya batasan usia untuk bergabung menjadi anggota. Mau tua atau muda, asal punya gitar dan mau belajar, semua boleh gabung,” katanya.

Menurut Veda, keunikan dari komunitasnya adalah para anggota wajib saling sebut dengan sebutan ‘Om’.

Hal itu dilakukan untuk mengaburkan umur dan gender para anggotanya. Pasalnya, banyak anggota perempuan yang kerap ‘dipepet’ oleh para member laki-laki yang ingin tebar pesona.

“Anggota baru seringkali kaget karena dipanggil Om, padahal dia jelas-jelas perempuan. Untungnya, semua orang akhirnya bisa mengerti tujuannya,” tuturnya.

Veda memaparkan bahwa kegiatan komunitasnya kebanyakan hanya berisi obrolan santai yang diselingi oleh beberapa tips terkait musik.

“Biasanya kita sharing tentang kendala pembelajaran musik, tips latihan, atau sekedar lagu-lagu yang disukain. Chat kita juga dibagi menjadi beberapa kamar untuk topik yang berbeda-beda,” paparnya.


Kamar percakapan komunitas mereka terdiri dari yang khusus untuk recording dan audio engineering, berbagi playlist, promote unggahan medsos terkait musik, hingga untuk obrolan kasual.

“Kami belom ada kopi darat karena memang adminnya ingin anggotanya tetap anonymous. Namun, beberapa hari lalu kami coba zoom meeting perdana untuk belajar langsung dan genjreng-genjreng santai,” ungkapnya.

Laki-laki 28 tahun itu mengaku bahwa komunitas belajar musik berbasis daring yang benar-benar serius untuk berbagi ilmu sangat sulit ditemui.

Lebih lanjut, Veda menilai para anggota komunitas “Belajar Gitar dan Musik” cukup paham terkait teori musik.

“Buat saya yang enggak pernah kursus formal gitar, bisa kenal ama orang2 yang bisa ngajarin itu bermanfaat banget. Selain itu, kalau lagi galau untuk beli gear, saya bisa dapat masukan-masukan yang berarti dari para anggota,” tuturnya.

Veda mengatakan bahwa komunitasnya memiliki rencana untuk terus melakukan scouting orang-orang bertalenta dan memiliki pemahaman terkait musik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co