Sebulan, 675 Pasien Covid-19 Meninggal Saat Isolasi Mandiri

18 Juli 2021 15:51

GenPI.co - Inisiator Lapor Covid, Irma Hidayana menyebutkan 675 warga terkonfirmasi positif Covid-19 meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri (isoman).

Beberapa dari mereka terpaksa menjalani isolasi mandiri lantaran mendapat penolakan dari rumah sakit. Angka tersebut berdasar data laporan yang diterimanya Irma sejak Juni 2021.

"Data laporcovid sejak Juni sampai hari ini terdapat setidaknya 675 warga yang melakukan isoman dan meninggal dunia. Beberapa di antaranya mengalami penolakan dari rumah sakit," ungkap Irma dilansir dari Ayosemarang, Minggu 18 Juli 2021.

BACA JUGA:  Harusnya Membaik, 160 Penderita Covid Meninggal Saat Isoman

Sementara, dalam kurun waktu sebulan kurang Irma mengklaim pihaknya telah menerima laporan sebanyak 206 tenaga kesehatan meninggal dunia. Total, selama 1,5 tahun wabah Covid-19 di Indonesia ada ribuan tenaga kesehatan atau nakes yang telah dilaporkan meninggal dunia.

"Selama pandemi di tanah air sekitar 1,5 tahun ada 1.371 nakes yang meninggal," bebernya.

BACA JUGA:  106 Warga Yogyakarta Meninggal Saat Isoman

Di sisi lain, Laporcovid-19 juga banyak menerima laporan dari masyarakat terkait sulitnya mendaftar program vaksin Covid-19. Kesulitan itu umumnya dilaporkan oleh masyarakat yang berada di luar wilayah Jakarta.

"Kami juga masih menerima banyak laporan yang menyatakan bahwa sulit untuk daftar vaksin di beberapa daerah," pungkasnya.

BACA JUGA:  Panduan Isoman Versi Satgas Covid-19, Pasti Cepat Sembuh

Sementara itu Ketua Pelaksana Harian Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Dr. Mahesa Paranadipa mengungkapkan sebanyak 545 orang dokter di Indonesia meninggal dunia hingga 17 Juli 2021.

Berdasarkan data IDI, kematian dokter sebaran per bulan, untuk bulan Juli 2021 angkanya sudah melebihi 100 persen dari jumlah kematian bulan Juni lalu.

"Total kematian dokter saat ini 545 sejawat dokter (per 17 Juli 2021)," ungkap Mahesa Paranadipa seperti yang dilansir dari Antara, Minggu, 18 Juli 2021.

Dari angka ini berdasarkan wilayah, dokter di wilayah Jawa Timur yang menempati posisi tertinggi dengan total 110 orang, DKI Jakarta (83), Jawa Tengah (81), Jawa Barat (76) dan Sumatera Utara (38).

Berdasarkan jenis kelamin, dokter laki-laki yang paling banyak meregang nyawa dengan total 84 persen atau 453 orang. Menurut Mahesa, hal ini mengingat tugas-tugas yang banyak dikerjakan sejawat dokter laki-laki di area isolasi Covid-19 walaupun memang banyak juga dokter perempuan yang bertugas.

Sementara dari sisi spesialisasi, dokter umum menempati urutan tertinggi dari total kematian yakni 292 orang, lalu spesialis (241 dokter) yang meliputi spesialis kandungan dan kebidanan, spesialis penyakit dalam, spesialis anak, bedah, anestesi dan THT-KL.

Di sisi lain, data dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) per 18 Juli 2021 menunjukkan sekitar 7.392 perawat yang terkonfirmasi positif, suspek sebanyak 309, dan mereka yang gugur sebanyak 445 teman perawat.

Mahesa lalu menyoroti kondisi melonjaknya pasien Covid-19 beberapa waktu terakhir sehingga menyebabkan tenaga kesehatan mendapatkan beban kerja berlebihan. Hal ini dia khawatirkan memunculkan potensi kelelahan pada tenaga kesehatan, yang berimbas pada menurunnya imunitas mereka.

"Kami, Tim Mitigasi PB IDI sudah memberikan pedoman terkait perlindungan dokter. Hanya memang, walaupun sudah sebagian besar tenaga dokter divaksinasi sampai suntikan kedua, namun karena lonjakan pasien yang cukup tinggi menyebabkan overload beban kerja," kata dia.

Oleh karena itu, untuk mengantisipasi kondisi ini, menurut dia, harus tetap ada edukasi pada masyarakat untuk patuh menerapkan protokol kesehatan (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilisasi dan menghindari kerumunan).

Di sisi lain, Tim Mitigasi IDI percaya pemerintah mengambil kebijakan untuk tetap melindungi dan menyelamatkan seluruh rakyat.

"Kami mohon kerja sama seluruh pihak untuk sama-sama menjadikan pertarungan melawan pandemi ini pertarungan bersama agar kasus-kasus bisa kita tekan," demikian tutur Mahesa. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hartanto Ardi Saputra

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co