GenPI.co - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan kondisi terbaru Gunung Merapi.
Telah terjadi guguran awan panas di Gunung Merapi pada 26 Juli 2021 pukul 23.51 WIB dan 23.55 WIB.
"Terekam di seismograf dengan amplitudo 30 mm durasi 187 detik dan 148 detik," tulis BPPTKG dikutip GenPI.co dari Twitter-nya, pada Selasa (27/7/2021).
Guguran awan panas itu memiliki jarak luncur hingga 2.500 meter ke arah barat daya.
Satu jam sebelumnya, tepatnya pukul 22.30 WIB guguran awan panas juga terpantau di seismograf dengan amplitudo 43 mm dan durasi 233 detik.
Adapun, jarak luncur masih sama ke arah barat daya dengan panjang hingga 2.500 meter.
Seperti diketahui, Gunung Merapi memang telah ditetapkan status siaga sejak 5 November 2020.
Setelah itu, aktivitas gunung yang berada di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah ini memang masih cukup tinggi.
"Status masih berada di status siaga (level III)," katanya.
Minggu ini aktivitas guguran lava pijar terjadi cukup intensif ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal sekitar 2.000 meter.
Pada 25 Juli 2021 terpantau titik api di lereng barat daya Gunung Merapi. Fenomena yang sama terjadi satu hari berikutnya atau 26 Juli 2021.
"Titik api tersebut merupakan kebakaran vegetasi yang dipicu oleh lontaran lava," katanya.
Mengenai hal tersebut, BPPTKG meminta masyarakat selalu waspada dan mengikuti perkembangan aktivitas Gunung Merapi dari sumber terpercaya.
Adapun, ada dua potensi bahaya yang bisa terjadi.
Pertama, guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 kilometer ke arah sungai Woro dan sejauh 5 kilometer ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Kedua, erupsi eksplosif dengan ancaman bahaya berupa lontaran material vulkanik yang dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News