2 Jempol! Sandiaga Puji Program Kemanusiaan Rotary District 3420

31 Juli 2021 12:13

GenPI.co - Ramah, akrab, dan penuh pesona. Suasana itulah yang terjadi dalam webinar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno bersama Rotary District 3420, Jumat (30/7).

Mereka satu napas untuk bersama-sama mewujudkan kerja sama yang lebih konkret dalam Program Kemanusiaan Parekraf.

Sebanyak 250 anggota dan pengurus Rotary Club di bawah District Governor (DG) Cindy Bachtiar hadir mengikuti acara yang digelar pada pukul 14.30-16.00 WIB.

BACA JUGA:  Sandiaga Uno Gelontorkan Rp2,4 Triliun untuk Bantu PPKM Level 4

Sandiaga berulang kali memuji Rotary Club sebagai organisasi pengabdian nonprofit tertua di dunia.

Rotary Club sendiri didirikan pada 23 Februari pada 116 tahun silam. Sandiaga menjelaskan, salah satu yang meningkat dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ialah sisi humanity atau kemanusiaan.

BACA JUGA:  Sandiaga Uno Merangkul Konten Kreatif Berkarya Secara Orisinal

“Wisatawan datang tidak sekadar berwisata, tetapi juga berkontribusi sosial. Kali ini saya bangga dengan Rotary yang berani mengangkat tema ini,” ucap Sandiaga.

Seolah deja vu, Sandiaga menceritakan momen dua pekan setelah ditunjuk sebagai orang nomor satu di Kemenparekraf.

BACA JUGA:  Rotary District 3420 Indonesia Gencarkan Program 5.000 Jamban

Saat itu dirinya sedang donor darah. Ada ada perbincangan untuk memulai konsep wisata kemanusiaan.

“Social Humanity in Tourism. Ada yang merespons positif, ada yang negatif, dan banyak yang mem-bully,” kata Sandiaga.

Namun, belakangan isu soal kedermawanan justru makin naik meskipun masih ada pro dan kontra.

Terutama setelah warga di Sumatera Selatan bernama Akidi Tio memberi sumbangan untuk penanganan pandemi covid-19 senilai Rp 2 triliun, Senin (26/7).

Tokoh tersebut tidak pernah muncul dan tak pernah tampil di peta pengusaha nasional.

“Angka yang sangat spektakuler, fantastis, dan menginspirasi. Bisa menjadi pemicu semangat orang lain di Indonesia untuk aksi kemanusiaan membantu sesama,” ungkap Sandiaga.

Menurut Sandi, aksi yang dilakukan Akidi memperteguh keyakinannya bahwa pariwisata berbasis kemanusiaan ada dan eksis.

Hal itu sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia, yakni gotong royong, spirit saling membantu, dan berbuat baik untuk sesama.

“Bahkan, kalau dipilih orang paling dermawan di dunia, mungkin orang Indonesia. Karena itu, saya harap ke depan bisa dikembangkan dan bekerja sama dengan Rotary District 3420 ini,” tuturnya.

Dia pun mempresentasikan tiga poin penting untuk pariwisata dan ekonomi kreatif agar segera recovery setelah pandemi.

Ketiganya ialah gaining confidence, fasilitasi usaha parekraf, dan gongnya yang terkait dengan Rotary Club adalah Program Kemanusiaan Parekraf.

Program itu memang sudah ada di Kemenparekraf dan dikategorikan sebagai wisata Minat Khusus.

Bagai dulang dengan tudung saji. Sangat selaras, amat serasi dengan inisiasi Rotary D-3420.

Kemenparekraf sendiri, lanjut Sandiaga, sudah mencanangkan Gerakan BISA, Bersih, Indah, Sehat, Aman.

Gerakan itu bertujuan mengakselerasi penerapan protokol kesehatan dan revitalisasi destinasi pariwisata yang berkelanjutan.

Menurut Sandiaga, bersih ialah melakukan pembersihan destinasi wisata, sarana dan prasarana pariwisata.

Indah, misalnya, penanaman terumbu karang, pengecatan amenitas, tourism informationcenter, toilet, dan lainnya.

Sehat dilakukan dengan pengukuran suhu, disinfektan, penyediaan sarana kesehatan, seperti masker, hand sanitizer, portable washtafel, thermogun dan lainnya.

“Aman itu peningkatan fasilitas keselamatan, penyediaan dan pembaharuan papan informasi safety code, jalur evakuasi dan lainnya,” jelas Sandi.

Mengawali presentasi, Sandi Berpantun yang dia singkat dengan istilah Santun. Suasana pun menjadi makin akrab dan fresh.

Pantun itu, kata dia, sudah diakui UNESCO sebagai warisan dunia tak benda alias world heritage culture. Kalau tidak terus dipakai, bisa hilang.

“Bangun tidur tak lupa sarapan, sarapan pagi pakai lontong ketupat. Salam hormat saya ucapkan untuk para hadirin Rotary yang terhormat,” kata Sandiaga.

Cukup? Belum. Seolah belum puas, Sandiaga kembali melontarkan pantun yang membuat suasana makin hidup.

“Pergi ke pasar membeli buah alpukat. Tidak lupa juga membeli keperluan lainnya. Jika sektor parekraf nanti insyaallah memelesat, perekonomian maju, masyarakat sejahtera,” ujar Sandiaga.

Sambutan yang sangat hangat dari peserta membuat Sandiaga makin semangat. Dia pun kembali melontarkan pantun.

“Batik Indonesia tentu memiliki beragam motif. Motifnya menarik dengan ciri khas yang istimewa. Mencari organisasi pengabdian masyarakat yang paling aktif. Tentu rotary International yang menjadi referensinya,” ujar Sandiaga.

Cukup lama para audience rotarian memberi tepuk tangan. Mereka saling senyum dan tertawa. Suasana pun menjadi sangat cair.

Sementara itu, District Governor Cindy Bachtiar menjelaskan, Rotary adalah organisasi pengabdian nonprofit yang sudah ada di 200 negara.

Keanggotaannya sudah lebih dari 1,2 juta orang. Di Asia, Rotary sangat berkembang di Pakistan, Bangladesh, Filipina, dan Indonesia dengan 58 klub.

“Di Indonesia didirikan pada 1927 dan dibagi menjadi dua, yakni District 3410 di wilayah Barat dan kami di District 3420 di Indonesia bagian Timur,” jelas Cindy.

District 3420, kata dia, meliputi Semarang, Kudus, Pati, Solo, Madiun, Malang, Surabaya, Bali, Lombok, Kupang, Sorong, dan Makassar. Organisasinya bersifat inklusif, terdiri dari para professional, pelaku usaha, filantropi, dan tidak membedakan suku, ras, agama, antargolongan.

“Prinsip kami, service above self, mendahulukan kepentingan umum,” ucap DG Cindy yang dipuji Sandi sebagai sosok yang Very Gubernatorial itu.

Ada tujuh area aktivitas yang dikerjakan Rotary selama ini. Dari pendidikan dan literasi, pengembangan ekonomi, sanitasi, kesehatan ibu dan anak, mengatasi konflik, pencegahan penyakit dan penangannya, hingga lingkungan.

Rotary membantu banyak persoalan di belahan bumi mana pun dan didukung para anggota dari negara lain, seperti Belanda, Korea, Australia, Amerika Serikat, dan Jepang melalui Rotary Foundation yang berkantor pusat di Illenois.

Misalnya, salah satu program yang sudah lebih dari 35 tahun dikerjakan secara konsisten ialah End Polio Now bekerja sama dengan The Gates Foundation.

Program itu sudah menjangkau tiga miliar anak di banyak negara. Saat ini sudah menembus 99,99 persen bebas polio.

“Karena itu salamnya seperti ini,” ucap Cindy sambil mengepalkan jari kelingking, jari manis dan jari tengah. Dia lalu membuka telunjuk dan ibu jari, yang artinya, tinggal sedikit lagi.

Di pariwisata, saat pandemi, kata Cindy, Rotary D-3420 sudah membantu banyak hal.

Misalnya, wastafel dan sarana cuci tangan di lokasi wisata di banyak kota di Indonesia.

Pihaknya juga membagikan 10.000 kain masker 95 untuk para tenaga medis di rumah sakit dan klinik.

“Kami juga membantu satu juta masker kain yang disebar luaskan ke seluruh warga Indonesia yang membutuhkan,” lanjutnya.

Saat ini pihaknya juga sedang berkolaborasi dengan District 3410 untuk membantu tabung oksigen.

Di ekonomi kreatif, pihaknya juga membentuk Rotary Commmunity Corps (RCC), pembinaan terhadap masyarakat dalam keloimpoik kecil agar lebih berdaya.

“Kami siap dan senang hati untuk bekerja sama dan kolaborasi dengan Kemenparekraf,” ungkapnya.

Dalam webinar itu, beberapa program yang sudah dilaksanakan Rotary D-3420 juga dipaparkan.

Di antaranya, PDG Aloysius Purwa yang menceritakan perjuangan Rotary pada 2016 membangun sumber daya manusia.

Dia memberdayakan anak-anak di Pulau Sumba melalui Sumba Hotel School sehingga lulusannya bisa bekerja di sektor pariwisata di Bali.

PDG I Wayan Suryawan juga bercerita soal mendidik anak-anak di Pulau Dewata Bali sejak lama melalui Project Bali Kid Rotary.

Cerita inspiratif lain datang dari DGN Romy Junardi dari Surabaya, yang berkisah tentang perjuangannya yang dikemas dalam program Help The Children di Malang bersama Rotary Singapore.

DGE Lina Soeratman dari Semarang memaparkan soal support Rotary pada ekonomi kreatif bersama Rotary Community Corp di area Jawa Tengah.

Menteri Sandiaga Uno mengapresiasi apa yang sudah dilakukan oleh Rotary District 3420.

Karena itu, ke depan, mereka sepakat untuk menjalin kolaborasi dan kerja sama.

Kemenparekraf sendiri sudah merumuskan kunci sukses di masa pandemi, yakni inovasi, adaptasi, dan kolaborasi.

“Kami siap bekerja sama memulihkan sektor pariwisata dan industri kreatif, membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya, dengan #Gercep (gerak cepat), #Geber (gerak Bersama), dan #Gaspol (garap semua potensi lapangan kerja!” tutur Sandiaga Uno. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co