GenPI.co - Kasus donasi Rp 2 triliun dari keluarga mendiang pengusaha Akidi Tio masih terus hangat diperbincangkan.
Kali ini Politikus PDI Perjuangan Masinton Pasaribu angkat bicara.
Dia menilai kasus donasi Rp 2 triliun dari keluarga mendiang pengusaha Akidi Tio bukti nyata betapa para pejabat pemerintah sibuk dengan urusan seremonial di tengah pandemi covid-19.
"Jadi, karena sibuk dengan urusan yang simbolik dan seremonial, nah, itulah terjadi yang di Palembang (kasus anak Akidi Tio, red)," ucap Masinton kepada JPNN.com, Kamis (5/7/2021).
Masinton menyayangkan donasi itu langsung dipublikasikan, tanpa melalui proses verifikasi terlebih dahulu oleh jajaran Polda Sumsel yang dipimpin Irjen Eko Indra Heri.
"Sekelas jenderal bintang dua, tidak melakukan langkah investigasi di lapangan, benar atau tidak. Buru-buru, agar kelihatan seakan-akan bekerja, buru-buru mempublikasikan sesuatu yang masih kosong," beber Masinton.
Dalam hal ini, dia tidak menyalahkan penyumbangnya. Namun justru menyayangkan langkah Kapolda Sumsel Irjen Eko Indra Heri dalam merespons bantuan yang nominalnya fantastis tersebut.
"Karena mereka senang dengan yang simbolik seperti itu, maka buru-burulah di-publish, yang mempublikasikan itu kan Polda, bukan orang yang bersangkutan itu. Kalau salah, ya bukan siapa itu (Heryanty, red) yang disalahkan. Kenapa di-publish, barangnya belum jelas kok. Itu saja," pungkas Masinton.
Seperti diketahui, kasus sumbangan penanganan covid-19 dari keluarga Almarhum Akidi Tio membuat heboh setelah ada penyerahan secara simbolis donasi Rp 2 triliun oleh Heryanty kepada Kapolda Sumsel Irjen Eko Indra Heri. Momen ini ikut disaksikan Gubernur Sumsel Herman Deru.
Sepekan setelah momen tersebut, Heryanty yang merupakan anak bungsu mendiang Akidi Tio diamankan tim Polda Sumsel.
Karena uang donasi ternyata tidak cair. (*/JPNN)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News