Madura Dilanda Kekeringan, BPBD: Ini Penyebabnya

20 Agustus 2021 18:21

GenPI.co - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Asroni menyebutkan sedikitnya 11 dari 14 kecamatan di wilayah itu mengalami kekeringan pada musim kemarau kali ini.

"Kekeringan melanda 11 kecamatan di Kabupaten Sampang pada kemarau kali ini, berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan perwakilan kecamatan beberapa waktu lalu," kata Asroni di Sampang, Jumat, 20 Agustus 2021.

Menurut Asroni, hanya ada tiga kecamatan yang tidak mengalami kekeringan pada kemarau kali ini, yaitu Kecamatan Camplong, Omben dan Kecamatan Ketapang.

BACA JUGA:  Pengamat Beri Saran ke TNI-Polri soal Madura, Masuk Akal Juga

Meski jumlah kecamatan yang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih pada kemarau kali ini sama dengan tahun 2020, namun sebarannya berkurang.

Menurut Asroni, pada 2020 tercatat ada 78 desa yang mengalami kekeringan di 11 kecamatan, sedangkan pada kemarau tahun 2021 ini, hanya di 66 desa dan 1 kelurahan.

BACA JUGA:  Di Madura Tidak Ada Corona, Yang Ada Markona

"Tahun ini dari 66 desa 1 kelurahan tersebar di 11 kecamatan, jadi tahun ini mengalami penurunan dibanding tahun lalu dari sisi sebaran atau jumlah desa/kelurahan yang mengalami kekeringan," katanya.

Terkait dengan bencana kekeringan itu, BPBD Sampang mengaku telah berkoordinasi dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sampang untuk menyalurkan bantuan ke daerah terdampak kekeringan.

BACA JUGA:  Gejolak di Madura bisa Meluas, Pengamat Beri Pesan Khusus

"Selain dengan PDAM, kami juga telah berkoordinasi dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk mendapatkan persetujuan alokasi anggaran penganan bencana kekeringan dan kekurangan air bersih yang tersebar di 66 desa dan 1 kelurahan di 11 kecamatan di Kabupaten Sampang ini," katanya menjelaskan.

Menurut Kepala BPBD Pemkab Sampang Asroni, ada dua jenis kekeringan yang terjadi di Sampang pada kemarau kali ini, yakni kekeringan langka dan kekeringan kritis.

Kekeringan kritis terjadi karena pemenuhan air di dusun mencapai 10 liter lebih per orang per hari, dan jarak yang ditempuh masyarakat untuk mendapatkan air bersih sejauh tiga kilometer (km) bahkan lebih.

Sementara yang dimaksud dengan kering langka, kebutuhan air di dusun itu di bawah 10 liter saja per orang per hari. Jarak tempuh dari rumah warga ke sumber mata air terdekat sekitar 0,5 kilometer hingga tiga kilometer.

"Untuk penanganan awal, tentu akan kami prioritaskan yang masuk kategori kekeringan kritis, karena kondisinya lebih parah," katanya menjelaskan.(ANT)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hartanto Ardi Saputra

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co