Keren! Brigade Penolong Kediri, Relawan Pemakam Jenazah Covid-19

24 Agustus 2021 06:11

GenPI.co - Pandemi Covid-19 memupuk rasa kemanusiaan dari berbagai pihak. Salah satunya munculnya Brigade Penolong yang berasal dari anggota Pramuka Kota Kediri sebagai relawan kemanusiaan.

Para relawan ini mampu membuang rasa khawatir akan terpapar dan lebih mengunggulkan rasa kemanusiaan demi membantu sesama.

Salah seorang yang tergabung dalam tim relawan, Rantao Sutani awalnya ditugaskan di ruang isolasi mandiri terpusat di gedung bekas Balai Latihan Kerja (BLK) Kota Kediri.

BACA JUGA:  Sajikan Ribuan Dawet Lele, Kediri Raih Rekor MURI

Berawal dari penunjukan tugas dari Kwartir Cabang Kota Kediri, ia dan kedua rekannya kini mendapat tugas menjemput jenazah sejak Juni 2021.

Rantao mengaku memang mengajukan diri menjadi relawan. Ia selama ini bergabung di Brigade Penolong. Di brigade itu banyak ilmu yang dipelajari sehingga diharapkan bisa membantu sesama dalam situasi pandemi.

BACA JUGA:  Corona Merajalela, Kabar Menyedihkan Datang dari Kediri

Berawal dari rasa simpati, dirinya memutuskan untuk mendaftarkan diri menjadi relawan. Harapannya bisa memberikan tenaganya untuk membantu bagi yang membutuhkan. Rasa kemanusiaan adalah yang penting baginya.

Ia merasakan, beban yang diemban petugas kesehatan di Kota Kediri semakin berat, karena jumlah kasus positif yang cukup tinggi, yang juga diikuti dengan banyaknya kasus kematian karena Covid-19.

BACA JUGA:  Bikin Makan Jadi Lahap, Penderita Covid di Kediri Dikasih Ini

Alasan mengajukan diri pria yang kini tengah menempuh studi S2 ilmu hukum di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini, karena saat itu atas dasar rasa kemanusiaan. Pada saat bersamaan ia sudah selesai seminar proposal tesis.

Rantao mengaku sebelumnya juga sudah ada rekannya yang lain menjadi relawan. Kini, dengan sumbangsih tenaganya, jumlah relawan juga semakin bertambah, sehingga petugas yang jaga pun juga bisa bergantian.

Mengendarai mobil ambulans adalah hal baru bagi Rantao, namun ia memberanikan diri. Dengan mobil ambulans, jenazah dibawa dari rumah sakit ke rumah duka.

Tak jarang dirinya juga merasa sangat trenyuh melihat langsung duka keluarga dai jenazah yang diantar.

Beberapa kali rasa takut sempat membayangi Rantao saat bertugas. Ancaman terpapar Covid-19 di depan mata. Sempat terpikir juga bagaimana kalau keluarga dia sendiri kemudian terjangkit virus itu. Rasa takut itu diabaikannya demi tugas kemanusiaan.

"Rasa takut sempat ada, namun semuanya tertutup dengan rasa haru ketika sudah sampai rumah duka. Adanya tangis sedih keluarga mengiringi kepergian jenazah. Di situ rasa takut kami terkubur," ujar Rantao.

Sementara itu Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Kediri, Marsudi Nugroho mengatakan Brigade Penolong sering dilibatkan dalam kondisi kegawatdaruratan.

Brigade Penolong tersebut beranggotakan Pramuka Penegak dan Pandega yang dilatih khusus di bidang pencarian dan pertolongan (SAR). Mereka sudah dilatih beragam keterampilan, sehingga ketika ada yang membutuhkan langsung bergerak.

Saat kasus positif meningkat, Brigade Penolong menjadi tenaga tambahan bagi petugas tenaga medis. Mereka dengan suka rela membantu mengambil jenazah warga dari rumah mereka, khususnya warga yang meninggal dunia saat isolasi mandiri.

Selain sering dimintai tolong oleh BPBD untuk mengambil jenazah dari rumah warga yang isoman, Brigade Penolong ini juga dibantukan dalam pembagian bantuan pada Program Pendidikan Berbagi dari Dinas Pendidikan Kota Kediri.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri Indun Munawaroh mengakui bahwa sebelum pandemi Covid-19, kerja sama antara Brigade Penolong dengan BPBD Kota Kediri memang sudah terjalin.

Bukan hanya soal diminta tolong untuk mengambil jenazah warga yang isolasi mandiri, namun penyemprotan cairan disinfektan pun juga dilakukan oleh tim ini.

Dalam kondisi apapun, kata Indun, memang sudah ada keterlibatan dari para relawan, terutama Brigade Penolong, baik yang bersiaga di BLK dan penyemprotan disinfektan yang sampai saat ini masih dilakukan.

Selama dua pekan terakhir di Kota Kediri intensitas penjemputan jenazah menurun dibandingkan sebelumnya yang sempat mencapai tujuh kali penjemputan dalam sehari.

Indun menyebut, tujuh kali penjemputan itu adalah rekor yang cukup tinggi dalam sehari di Kota Kediri, mengingat di hari lain penjemputan tergolong fluktuatif, satu atau dua kali penjemputan.

Kendati angka tersebut naik turun, petugas juga tetap siaga. Jika ada panggilan, petugas juga langsung bergerak ke lokasi.(ANT)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hartanto Ardi Saputra

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co