Ini Wilayah yang Masuk Kategori Kemarau Panjang Tanpa Hujan

25 Agustus 2021 08:11

GenPI.co - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerbitkan peringatan dini mengenai potensi kekeringan meteorologis di sejumlah wilayah Indonesia.

Berdasarkan pantauan BMKG, sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami masa Hari Tanpa Hujan (HTH) berturut-turut dalam kurun waktu 31-60 hari atau tergolong sangat panjang.

Kekeringan meteorologis merupakan kekeringan yang disebabkan tingkat curah hujan di suatu daerah di bawah normal.

BACA JUGA:  Kemarau, Sebagian Warga di Yogya Mulai Kesulitan Air Bersih

Selain itu, dua wilayah tersebut juga mengalami HTH skala ekstrem panjang dengan durasi lebih dari 60 hari tanpa hujan. NTB dan NTT mengalami HTH dengan kategori sangat panjang dan ekstrem panjang.

Lebih lanjut, BMKG mengategorikan sejumlah daerah dalam status awas, siaga, dan waspada.

BACA JUGA:  Ini Provinsi yang Masuk Kategori Kemarau Sangat Panjang

Kategorisasi ini dilakukan dengan mengacu pada monitoring kejadian hari kering berturut-turut.

Selain itu, BMKG juga memprediksi peluang hujan dengan curah kurang dari 20 milimeter per 10 hari atau masuk kategori rendah.

BACA JUGA:  Awas, Peringatan Sumatera Selatan Kemarau dan Kekeringan

Lebih lanjut, BMKG menyatakan sejumlah daerah di Provinsi NTB dan NTT masuk kategori awas. Daerah tersebut antara lain, Kabupaten Bima dan Sumbawa.

Sementara, sejumlah daerah di NTT antara lain, Kabupaten Alor, Belu, Flores Timur, Sumba Timur, Sikka, Timor Tengah Timur, dan Timor Tengah Selatan.

Adapun sejumlah daerah yang masuk kategori siaga antara lain, Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, Pemekasa, Bondowoso, dan Bangkalan di Jawa Timur.

Kemudian, Kabupaten Buleleng dan Karangasem di Bali; Kabupaten Ende, Ngada, dan Sumba Barat di NTT, serta Kabupaten Lombok Timur di NTB.

Selain itu, BMKG juga menyebut sejumlah daerah lain mengalami HTH sangat panjang. Daerah tersebut antara lain, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Sulawesi Selatan, dan Bali.

BMKG berharap dengan terbitnya peringatan dini ini, masyarakat bisa bersikap waspada dan mengambil langkah mitigasi.

Sebab, menurut BMKG, kekeringan ini bisa menyebabkan berkurangnya persediaan air untuk kebutuhan rumah tangga dan pertanian.

Selain mengingatkan akan potensi kemarau, BMKG juga menerbitkan peringatan dini curah hujan yang tinggi.

Sebab, meskipun hingga akhir Agustus sebanyak 85 persen wilayah di Indonesia memasuki musim kemarau, sejumlah wilayah justru mengalami musim hujan.

Menurut BMKG, wilayah-wilayah tersebut berada di bagian utara Indonesia, antara lain, Maluku Utara, Pulau Seram, Papua Barat bagian timur, Papua bagian utara, Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera bagian tengah.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hartanto Ardi Saputra

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co