GenPI.co - Peneliti Wahana Inklusif Indonesia Tolhas Damanik mengatakan bahwa hak politik penyandang disabilitas kerap hilang karena dianggap tidak memiliki kondisi diri yang tak mumpuni.
"Hak politik penyandang disabilitas sebenarnya hilang karena keadaan di lingkungannya tak dibuat untuk bisa diakses mereka. Di situlah Hak politik mereka direnggut," ujar dia dalam diskusi "Pemilu Inklusif bagi Penyandang Disabilitas", Selasa (5/10/2021).
Lebih lanjut, menurut Tolhas, ada beberapa pendekatan publik terhadap penyandang disabilitas.
Pertama, medical model yakni publik melihat disabilitas sebagai kondisi kesehatan seseorang.
Kemudian, kedua, charity model yaitu publik melihat penyandang disabilitas sebagai objek belas kasihan atau harus dibantu.
Ketiga, social model adalah publik menganggap disabilitas ada di saat masyarakat tak mengakomodasi kebutuhan para penyandang.
Keempat, right based model yakni publik memandang penyandang disabilitas memiliki hak yang sama seperti non-disabilitas dalam kehidupan.
"Pendekatan yang terakhir ini yang berusaha kita raih, terutama terkait hak politik," tutur Tolhas.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News