GenPI.co - Ketua Komunitas Tarot Jakarta Dedy Darmawan mengungkap bahwa membaca kartu bukan sebuah penyimpangan dalam agama tertentu.
Menurutnya, tidak sedikit orang yang menganggap kartu tarot sebagai ajaran sesat, atau klenik.
"Kami terus meyakinkan masyarakat bahwa tarot itu bukan klenik, melainkan sesuatu yang bisa dipelajari," ucap Dedy kepada GenPI.co, Rabu (13/10).
Dedy menjelaskan dalam komunitas tarot, para member dibekali dengan pemahaman untuk memberi edukasi kepada masyarakat.
Sebab, kata dia, kegiatan itu cukup penting untuk mengembangkan komunitas tarot di tengah pandangan miring.
Menurutnya, sejauh ini masyarakat pun makin mengetahui apa yang dianggap menyimpang.
"Kami terus mengedukasi kepada masyarakat kalau tarot, tidak menyalahi agama mana pun," jelasnya.
Sementara itu, Dedy mengungkap pencapaian besar Komunitas Tarot Jakarta sebelum pandemi covid-19.
Menurut Dedy, pameran tentang tarot di Perpustakaan Nasional menjadi titik balik pemahaman tentang klenik.
"Saya waktu itu harus presentasi di depan para petinggi Perpusnas untuk meyakinkan pembacaan kartu tarot bukan klenik, masih bisa diajarkan sebagai literasi," tambahnya.
Dedy mengungkapkan selama lebih kurang tiga minggu pameran di Perpusnas, masyarakat makin banyak orang yang memercayai kartu tarot bukan ajaran menyimpang.
Selain meyakinkan tarot bukan klenik, kata dia, kartu tarot bisa menyasar ke arah pendidikan di Indonesia.
"Kami meyakinkan kepada banyak orang yang masih ragu dan mungkin tidak mengizinkan tarot ke arah pendidikan, padahal ini ada teorinya yang bisa dipelajari," tegasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News