GenPI.co - Program Manager Energy Transformation IESR Deon Arinaldo mengatakan bahwa pemerintah harus melakukan akselerasi untuk merealisasikan target penggunaan energi terbarukan pada 2030.
Menurut Deon, target bauran EBT Indonesia pada 2030 adalah 23 persen.
“Sejak 2016 memang sudah ada peningkatan, tapi untuk sampai 2030 harus ada upaya untuk mempercepat penggunaan EBT,” ujarnya dalam TEMPO ENERGY DAY 2021, Kamis (21/10).
Deon mengapresiasi pemerintah yang kini sudah mempunyai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).
Namun, kapasitas EBT dari RUPTL itu masih belum mencukupi untuk memenuhi target.
“RUPTL saat ini berkapasitas 10 gigawatt, sedangkan kita butuh minimal 24 gigawatt kapasitas listriknya,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Deon menyarankan pemerintah Indonesia bisa membangun pembangkit energi terbarukan di luar RUPTL.
Menurut Deon, pembangkit itu bisa dibangun di level industri atau rumah tangga.
“RUPTL itu sasarannya ke pembangkit milik PLN, sehingga peningkatannya bisa dikejar dari sisi industri dan rumah tangga untuk mencapai target,” tuturnya.
Lebih lanjut, Deon mengingatkan agar pembangunan pembangkit listrik ramah lingkungan tak lagi didasari oleh komitmen upaya memberhentikan perubahan iklim.
“Kompetisi EBT kini sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan energi fosil. Biayanya sudah tak jauh lebih mahal dari energi fosil,” katanya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News