GenPI.co - Spesialis Pendidikan UNICEF Indonesia Suhaeni Kudus mengatakan bahwa masyarakat bisa ikut andil dalam mencarikan solusi terkait masalah data jumlah anak tak sekolah (ATS) di Indonesia.
Menurut Suhaeni, anak tak sekolah (ATS) di Indonesia masih banyak. Namun, belum ada data terkait yang akurat dari pemerintah.
Hal itu bisa diatasi dengan Sistem Informasi Pembangunan Berbasis Masyarakat (SIPBM).
“SIPBM adalah proses pengumpulan data untuk mengetahui status pendidikan anak usia 0 sampai 18 tahun,” ujarnya dalam webinar “Pendidikan Berkeadilan melalui Penanganan Anak Tidak Sekolah”, Senin (8/11).
Suhaeni mengatakan bahwa SIPBM dilakukan oleh masyarakat yang ditujukan untuk pemerintah dan sesama.
Pendataan SIPBM dilakukan dengan menggunakan metode sensus.
“Data yang dihasilkan menggambarkan kondisi keluarga dan anak secara detail,” katanya.
Lebih lanjut, SIPBM adalah pendataan berbasis aksi yang mana pemerintah desa/kelurahan dan masyarakat difasilitasi untuk mengembangkan rencana pembangunan pendidikan.
Menurut Suhaeni, perencanaan pembangunan pendidikan dilakukan berbasis bukti atau data akurat.
“Sehingga, masyarakat bisa mengatasi permasalahan pendidikan anak yang teridentifikasi dari hasil pendataan tersebut,” ungkapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News