
GenPI.co - Peneliti senior SMERU Ulfah Alifia membeberkan bahwa Program Indonesia Pintar (PIP) masih menghadapi beberapa tantangan dalam menurunkan jumlah anak tak sekolah (ATS).
Ulfah mengatakan bahwa PIP memang sudah berkembang dengan pesat, tetapi masih belum terimplementasikan dengan efektif.
“Terutama, terkait penargetan, manfaat, kelembagaan, dan pengembalian ATS ke institusi pendidikan,” ujarnya dalam webinar “Pendidikan Berkeadilan melalui Penanganan Anak Tidak Sekolah”, Senin (8/11).
BACA JUGA: UNICEF: Data Pemerintah Soal Anak Tak Sekolah Masih Belum Lengkap
Menurut Ulfah, jumlah ATS di Indonesia sebesar 4,3 juta anak pada 2019.
“Angka putus sekolah sejak 2016 hingga 2020 memang terlihat menurun, tetapi penurunannya stagnan sejak 2017,” ungkapnya.
BACA JUGA: Sebelum Masuk Kelas, Anak-anak Sekolah Wajib Lakukan ini
Ulfah mengatakan bahwa PIP pun tak berpengaruh secara signifikan dalam penurunan jumlah ATS pada level kabupaten.
“Tak ada hubungan yang signifikan dan temuan ini juga konsisten di tiap daerah dan usia anak sekolah,” katanya.
BACA JUGA: Jerawatan Saat Sekolah, Catherine Jadi Dokter Kini Buka Klinik
Berdasarkan hasil temuan tersebut, hubungan erat justru disebabkan oleh penilaian prospek kerja seseorang usai mengenyam bangku pendidikan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News