GenPI.co - Ahli geologi Surono mengatakan bahwa apa yang terjadi di Gunung Semeru bukan letusan.
Pasalnya, letusan adalah proses keluarnya material vulkanik dari perut gunung api dengan tekanan tinggi.
Sementara itu, Gunung Semeru dalam status Waspada hanya mengeluarkan material vulkanik yang jatuh di sekitar kawah.
“Semeru itu mengeluarkan material vulkanik untuk membangun tubuhnya sendiri. Jadi, makin lama Semeru itu akan makin tinggi dan besar,” ujarnya dalam webinar “Memahami Gunung Semeru dan Penanganan Bencana”, Selasa (7/12).
Menurut Surono, gunung berapi tak seperti pohon yang tumbuh dari dalam tanah. Gunung berapi terbangun oleh letusan dari dalam kawahnya sendiri.
“Selain Semeru, Gunung Slamet juga memiliki ciri yang sama, yaitu terbangun oleh material dari kawahnya sendiri,” ungkapnya.
Surono mengatakan jika gunung berapi erupsi, bagian puncak gunung pasti akan hancur akibat tekanan tinggi dari dalam kawah.
“Misalnya Gunung Kelud dan Gunung Merapi. Gunung Kelud bahkan tak begitu terlihat gunungnya, karena pernah erupsi dahsyat. Makanya, puncak Kelud tak keluar, berbeda dengan Semeru yang sangat lancip,” katanya.
Meskipun begitu, ada bukaan di sekitar kawah di samping Gunung Semeru yang membuat lava dapat keluar dari perut gunung.
Hal itu membuat jalan untuk magma keluar dari perut gunung menjadi sangat mudah, sehingga catatan kegempaan menjadi berkurang.
“Jadi, status Waspada Gunung Semeru kemarin itu sudah benar, karena yang berhasil dicatat memang begitu kondisinya,” paparnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News