GenPI.co - Penyerangan yang terjadi di Ponpes Pesantren As-Sunnah Bagek Nyaka, Kecamatan Aikmal, Lombok Timur oleh kelompok masyarakat menimbulkan kerusakan fatal pada Minggu (2/1) dini hari.
Kementerian Agama melalui kantor wilayah Nusa Tenggara Barat meminta masyarakat tak mudah terprovokasi oleh cuplikan video yang belum tentu kebenarannya.
"Kita harap masyarakat mengedepankan cara-cara yang persuasif, jangan sampai anarkis," kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama NTB, Zaidi Abdad dikutip ANTARA, Senin (3/1).
Zaidi Abdad meminta kepada masyarakat untuk menyerahkan sepenuhnya persoalan tersebut kepada aparat penegak hukum yakni kepolisian agar mengusut kasus tersebut hingga tuntas.
"Persoalan ini harus diclearkan. Caranya salah satunya mengamankan yang bersangkutan (Ustadz Mizan Qudsiah, red) untuk melindunginya agar tidak menimbulkan keresahan," ujar Zaidi.
Selain itu, dalam rapat koordinasi tersebut kata dia, seluruh organisasi kemasyarakatan (Ormas) sudah sepakat bahwa dalam menyampaikan ceramah kepada umatnya tidak menghakimi ataupun menyinggung perasaan orang lain.
Karena, dakwah itu kata dia mengajak dan memberikan pemahaman yang baik kepada orang dan tidak sampai memprovokasi.
"Jadi ini yang harusnya dikedepankan, karena tugas kita juga harus menjaga kondusifitas keamanan daerah," ucapnya.
Ia mengakui, insiden pengrusakan pondok pesantren As-Sunnah, Bagek Nyaka, Kecamatan Aikmal, Lombok Timur, pada Minggu (2/12) dini hari sudah mencoreng nama baik daerah.
Apalagi NTB akan menjadi tuan rumah MotoGP, sehingga perspektif tidak aman ini akan memunculkan sesuatu yang sangat negatif bagi daerah.
Sebelumnya, beredarnya cuplikan video seorang tokoh agama dari Pondok Pesantren As-Sunnah Ustadz Mizan Qudsiah yang diduga ucapannya mendiskreditkan makam keramat para leluhur di Pulau Lombok.
Kini pihak kepolisian sedang memeriksa video yang disebut masih missleading itu.(*) ANT
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News