GenPI.co - Puluhan pengungsi asal Afghanistan di Batam, Kepulauan Riau (Kepri), berunjuk rasa di depan perumahan mewah, Royal Grande, Kamis (6/1).
Mereka menuntut untuk segera dikirimkan ke negara ketiga, setelah merasa tidak lagi betah tinggal di Indonesia selama lebih dari lima tahun.
Kericuhan sempat terjadi antara para pengungsi dengan sekuriti di perumahan tersebut. Hal itu lantaran para pengungsi menutup akses keluar masuk perumahan itu.
Ali Akbar, salah satu perwakilan pengungsi yang berunjuk rasa, mengatakan, aksi mereka dilakukan di sana karena di perumahan mewah itu, ada kantor perwakilan International Organization for Migration (IOM).
“Kami ingin bertemu mereka, karena sudah beberapa kali kami menggelar aksi unjuk rasa tidak ada satu pun perwakilan IOM atau UNHCR yang menemui kami,” katanya kepada GenPi.co Kepri.
Para pengungsi asal Afghanistan ini sendiri, telah berunjuk rasa sejak Desember 2021 lalu di depan Kantor Wali Kota Batam.
Namun, keinginan mereka untuk segera dikirim ke negara ketiga tak juga kunjung tiba. Hal ini yang membuat Ali dan pengungsi lainnya merasa tersandera di Indonesia.
Menurut Ali, unjuk rasa yang mereka lakukan juga bagian dari bentuk duka cita terhadap saudara mereka yang meninggal di pengungsian di Makassar.
“Mereka sudah sangat depresi hingga akhirnya memukul warga sekitar penampungan. Belum lagi soal saudara kami yang membakar diri di Medan. Alasannya sama, kami jenuh dan ingin segera dikirim ke nagara ketiga,” kata Ali.
Meski sempat bersitegang dengan sekuriti perumahan mewah itu, aksi unjuk rasa pengungsi asal Afghanistan pun berjalan lancar.
Mereka kemudian membubarkan diri dengan sendirinya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News