Akademisi Sentil Pemerintah, Nasib Buruh Makin Terjepit

16 Januari 2022 03:45

GenPI.co - Pengamat politik Sidratahta Mukhtar blak-blakan mengungkapkan masalah buruh di Indonesia ialah masalah klasik.

Padahal kata Sidratahta Mukhtar, buruh merupakan tulang punggung perusahaan.

"Namun, kok hingga kini buruh masih teralienasi dan hidup di bawah garis kemiskinan," jelas Sidratahta Mukhtar kepada GenPI.co, Sabtu (15/1).

BACA JUGA:  Air Rebusan Kayu Manis Campur Madu Khasiatnya Dahsyat, Wow Banget

Apalagi, nasib buruh pun tak pernah menjadi perhatian para kepala daerah.

"Tak banyak kepala daerah yang ikut benar-benar memikirkan nasib dan masa depan buruh," ungkap Sidratahta Mukhtar.

BACA JUGA:  Air Rebusan Daun Jeruk Nipis Khasiatnya Dahsyat, Cespleng Banget

Sementara itu, UU Ciptakerja yang hadir di Indonesia dinilai makin menjepit posisi buruh.

"Hal ini diperparah lagi dengan lahirnya regulasi politik UU Ciptakerja yang makin menempatkan kaum buruh sebagai buruh yang dinamika dan posisinya sangat tergantung pada eksistensi perusahaan dan para pemilik modal," jelas Sidratahta Mukhtar.

BACA JUGA:  Air Rebusan Daun Bawang Campur Madu Khasiatnya Dahsyat, Cespleng

Dosen Universital Kristen Indonesia itu mengatakan, pemerintah dan para stakeholder seharusnya memperhatikan nasib para buruh.

"Jadi perlu adanya pola relasi buruh, pemerintah, perusahaan, dan masyarakat yang ideal, dengan menjadikan buruh sebagai subjek pembangunan dan perekonomian bangsa," kata Sidratahta Mukhtar.

"Bukan sebagai obyek pencari kerja semata," sambungnya.

Sidratahta Mukhtar mengatakan, buruh tak perlu asosiasi atau organisasi, tapi perlu adanya kekuatan buruh yang benar-benar mikirkan mereka.

"Banyak asosiasi buruh belum sepenuhnya pikirkan hal itu, banyak interes dan asosiasi digunakan sebagai loncatan politik elitenya," pungkasnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan Reporter: Mia Kamila

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co