Pemakaman Tak Biasa Desa Trunyan, Jasad Dibiarkan di Bawah Pohon

21 Juli 2019 21:00

GenPI.co - Indonesia terkenal dengan adat dan istiadatnya yang masih kental termasuk soal pemakaman jenazah. Banyak beragam tradisi pemakaman di Tanah Air ini. Salah satunya di Bali, orang-orang Bali masih sangat kental memegang teguh tradisinya. Berbagai tradisi pemakaman di Bali beragam. Salah satunya yakni pemakaman di Desa Trunyan, Kintamani. Pemakaman yang tidak biasa disini ialah jasad atau jenazah hanya diletakkan begitu saja di bawah pohon.

Jenazah tidak di kremasi dahulu dan dibiarkan membusuk begitu saja di pemakaman Same Wayah. Untuk dapat mencapai lokasi pemakaman, dapat ditempuh dengan menyebrangi Danau Batur.

Di sana, akan melihat banyak tulang yang berjejer, tebaran uang, hingga barang-barang lain yang akan dibiarkan bersama jenazah. Ketika sampai di lokasi, pengunjung bakal merasa merinding sebab banyak terdapat tulang belulang, dan benda-benda milik jenazah saat hidup.

Kebanyakan mereka yang datang, tak ada yang berani untuk merapikan atau bahkan menggeser benda-benda yang bertebaran itu. Beberapa jenazah dibiarkan dalam sangkar bambu agar terhindar dari hewan buas. Saat semua sangkar penuh, jenazah yang sudah lama akan dibuang untuk memberi ruang bagi jenazah yang baru.

Jenazah akan dibiarkan hancur terkena panasnya matahari.  Menariknya meski dibiarkan terbuka, namun tidak ada bau busuk yang menyengat dari tubuh jenazah. Itu karena sebuah pohon besar bernama taru menyan, pohon inilah yang dapat menetralisirkan hawa busuk yang ditimbulkan.

Baca juga:

Festival Sindoro Sumbing Gelar Ritual Abad 9

Jaga Tradisi, Ritual Tawur Gentu Umat Hindu di Lumajang Digelar

Di desa ini terdapat tiga pemakaman unik, pertama Seme Wajah yakni pemakaman bagi orang-orang yang meninggal dengan wajar seperti sakit. Kemudian Seme Bantah, pemakaman ini diperuntukan bagi orang-orang yang meninggal tak wajar misalnya kecelakaan, dan terakhir Seme Muda yakni pemakaman untuk anak kecil, bayi dan juga orang-orang yang belum menikah.

Yang dapat menghantar jenazah dan melakukan ritual adalah laki-laki Desa Trunyan saja. Kaum perempuan tidak diperkenankan datang kesini. Konon katanya jika perempuan Trunyan datang ke tempat pemakaman ini niscaya desa mereka akan terkena gempa bumi atau letusan gunung berapi.


Simak juga video ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co